Tanggal 9 ditemukan lagi 9 orang.
Tanggal 10 ditemukan lebih banyak lagi: 66 orang, termasuk 11 penumpang asal Amerika.
Setiap hari ada pemberitahuan baru lewat intercom. Tentang adanya penderita baru virus corona pada hari itu.
Tanpa pengumuman pun penumpang tahu. Dari dalam kamar mereka bisa mengintip lewat jendela: ada berapa ambulan yang datang ke dermaga itu.
Setiap ada suara sirine berarti ada penderita baru yang diturunkan dari kapal.
Mereka pun menebak-nembak: bagaimana proses penularannya.
Pun ada yang menduga virusnya menyebar lewat angin di lubang AC. Atau lewat intercom.
Para penumpang dari Amerika, 416 orang, mengira pemerintahnya akan mengirim misi khusus. Untuk membawa mereka langsung pulang ke Amerika.
Salah satu penumpang dari Amerika itu gadis berumur 25 tahun. Namanya: Sawyer. Dia satu kamar dengan saudaranya dan kakek-neneknya.
Dia rajin olahraga. Setiap hari ke gym di kapal itu. Sawyer juga ikut lomba kaki indah. Yang pesertanya adalah hanya wanita yang menjadi penumpang kapal.
Sawyer terpilih sebagai pemilik kaki paling sexy nomor dua di kapal itu.
Dan dia maksud saya tidak hanya kakinya dalam keadaan sehat, meski masih harus dibuktikan 12 hari lagi.
Pemerintah Amerika tentu tidak mengirim Rambo untuk menyelamatkan mereka. Yang datang dari Amerika adalah penjelasan ilmiah: virus itu tidak bisa menular lewat intercom atau angin AC.
Hanya saja seakan dan semewah kapal pesiar, penumpang bosan juga hanya di kamar.
Pada hari ketiga, mereka boleh keluar kamar. Misalnya untuk ke balkon. Tapi mereka diminta tetap waspada. Juga harus menjaga jarak dari penumpang lain: enam kaki.
Anehnya keluarga kakek 80 tahun yang menyertainya itu tidak tertular sama sekali. Hasil pemeriksaan terhadap mereka negatif.
Ini menunjukkan bahwa kondisi badan seseorang sangat menentukan untuk tertular atau tidak.
Orang yang stres termasuk mudah ditulari. Kali ini bukan soal penularan virus. Tapi penularan stress di kalangan ibu-ibu, terutama akibat kenaikan harga bawang putih dan cabe.
KOMENTAR ANDA