Anak-anak tersebut kemudian berada dalam ruangan eksperimen selama 20 menit
Hasilnya menunjukkan, anak-anak yang dipertontotnkan model yang berperilaku agresif seperti menendang dan memukul kepada boneka bobo menunjukkan imitasi perilaku agresif lebih banyak dibandingkan anak-anak yang berada dalam kelompok non-agresif.
Selain itu, anak-anak perempuan yang berada dalam kelompok yang dipertontonkan perilaku agresif menunjukkan perilaku agresif secara fisik ketika modelnya laki-laki dan dan menunjukkan perilaku agresif secara verbal ketika modelnya perempuan.
Hasil lain penelitian itu juga menunjukkan bahwa anak laki-laki lebih cederung meniru perilaku agresif secara fisik dibandingkan anak perempuan. (Referensi: Feist, J., & Feist, G.J. (2009) Theories of personality (7th ed) New York: McGraw-Hill International Edition).
"Dari penelitian mengenai Teori Belajar Sosial dari Bandura tersebut terlihat bagaimana mudahnya seorang anak belajar suatu perilaku dari hasil observasi dan imitasi model atau apapun yang dilihatnya, meski penelitian tersebut berlangsung cukup singkat (20 menit)," tulis Mellissa.
"Dapat dibayangkan apa yang terjadi ketika exposure (pemaparan) model atau tayangan perilaku agresif tersebut berlagsung lebih lama, maka perilaku agresif yang ditiru anak juga cenderung akan bertahan lebih lama," jelasnya.
Karena itulah, menurutnya, orangtua harus lebih bijak dalam mengontrol tayangan anak.
"Sangatlah tidak bijak untuk membawa anak menonton film bioskop ataupun membiarkan anak menonton tayangan lain yang mengandung unsur agresivitas," kata Mellissa.
"Selain itu, orangtua penting untuk memperhatikan kode usia tayangan yang dianjurkan bagi anak," tutupnya.
KOMENTAR ANDA