Warga Taiwan mengenakan masker/Net
Warga Taiwan mengenakan masker/Net
KOMENTAR

Selain itu, dengan data dari sistem pendaftaran rumah tangga warga dan kartu masuk orang asing, orang-orang yang berisiko tinggi diidentifikasi, dikarantina sendiri dan dipantau melalui ponsel mereka.

Sementara penumpang berisiko rendah dapat memindai kode QR sebelum keberangkatan atau kedatangan untuk melengkapi formulir pernyataan kesehatan yang memungkinkan izin imigrasi yang dipercepat.

Kemudian, pada 18 Februari lalu, pemerintah Taiwan telah memberikan semua rumah sakit, klinik, dan apotek akses ke riwayat perjalanan pasien untu memudahkan penanganan.

Audrey Tang, menteri digital Taiwan dan juga menteri termuda di wilayah itu memanfaatkan kecerdasan buatan untuk memanfaatkan data dan membuat pembaruan digital real time untuk memperingatkan warga di daerah berisiko untuk waspada dan memberikan peta langsung pasokan masker wajah lokal.

Aksinya itu sangat membantu pengereman penularan virus. Wakil Presiden Taiwan Chen Chien-Jen pun memuji Tang dalam sebuah posting Facebook, dengan menyebutnya sebagai sosok yang memainkan peranan kunci.

"(Dia)  bukan hanya tokoh kunci dalam upaya pencegahan penyakit nasional kita, tetapi juga memberi contoh penerapan kecerdasan buatan dalam pencegahan penyakit," tulisnya.

4. Komunikasi Yang Sering Dan Transparan

Di luar briefing pers harian, pejabat tinggi kesehatan pemerintah, termasuk menteri kesehatan, wakil presiden dan ahli epidemiologi terkemuka, secara teratur memberikan pengumuman layanan publik tentang perjalanan, rekomendasi kebersihan pribadi dan bahaya menimbun masker. Semua informasi tersebut bahkan bisa dengan mudah diakses secara online.

Baik sektor publik maupun swasta bekerja sama dengan rekomendasi pemerintah, yang telah terbukti penting dalam upaya penyebaran virus. Hampir setiap mal, toko, restoran, dan kantor menawarkan pembersih tangan dan menyaring suhu orang sebelum memasuki gedung.

Selain itu, Kementerian Luar Negeri Taiwan juga secara aktif mencari dan melawan informasi yang salah dari media berita dan serangan siber China.

5. Alokasi Sumber Daya

Wang menjelaskan, Taiwan dengan cepat menghentikan ekspor dan memperluas kapasitas produksi barang-barang yang dibutuhkan untuk penaganan virus corona, seperti masker. Bukan hanya itu, pemerintah Taiwan bahkan mengalokasikan dana dan personil militer untuk memperluas kapasitas produksinya.

Pada akhir Januari, Taiwan memiliki persediaan 44 juta masker bedah, 1,9 juta masker N95 dan 1.100 ruang isolasi tekanan negatif.

Pada saat itu, permintaah masker wajah melonjak. Untuk memenuhi permintaan lokal yang terus meningkat, pemerintah telah mengambil alih produksi. Hasilnya, Taiwan dengan cepat bisa menghasilkan hingga 10 juta topeng per hari.

6. Belajar Dari Masa Lalu

Taiwan belajar dari kesalahan mereka selama pengalaman SARS 2003 dan menerapkan mekanisme tanggap darurat kesehatan masyarakat yang memungkinkan pejabat yang berpengalaman dengan cepat mengenali krisis yang ada. Dengan demikian, mereka bisa segera merespons dengan kebijakan yang efisien dan peka budaya yang membantu mengendalikan penyebaran virus dan secara signifikan meminimalkan kematian.

"Kemampuan Taiwan untuk menahan wabah Covid-19 merupakan penghargaan untuk persatuan dan ketahanan kita. Ini juga adalah soal kolaborasi antara pemerintah, orang-orang dan banyak bisnis swasta yang telah meningkatkan produksi untuk melindungi kesehatan masyarakat dan membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin," kata Presiden Taiwan Tsai Ing Wen dalam sebuah pernyataan di Twitter beberapa waktu lalu.




Dukung Presiden Prabowo Bawa Ahli Medis India ke Indonesia, Andi Arief: Kasihan Rakyat Kecil Tidak Punya Jalan Keluar untuk Transplantasi Organ

Sebelumnya

Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News