Alghozi --dan anak muda seumurnya-- adalah mereka yang sedang menuju puncak kejayaan seperti itu.
Bagaimana kalau sudah umur 28 tahun baru mendapat intelektualitas dan kemudaan saja --masih minus kematangan pengalaman?
Itu berarti saat umur 23 sampai 28 tahun kurang berani terjun ke medan perang --perang apa pun. Juga berarti belum pernah merasakan tidak tidur lima harmal.
Itu berarti selama umur 23 sampai 28 tahun hanya puas menjalani kehidupan yang datar-datar saja.
Tapi tidak ada masalah. Masih ada waktu dua atau tiga tahun lagi untuk banting stir: latihan ambil resiko.
Bagaimana kalau sudah 40 tahun belum bisa menggabungkan tiga keunggulan itu?
Juga tidak ada masalah. Anda bisa menyiapkan anak Anda --agar jangan seperti orang tuanya.
Saya yakin orang seperti Alghazi tidak pusing dianggap lebay. Ia baru pusing kalau ide yang ada di otaknya tidak bisa terlaksana.
Fisik yang tidak bisa berjalan masih bisa dibantu kursi roda.
Otak yang tidak bisa berjalan maunya hanya seperti Jiwasraya.
KOMENTAR ANDA