dr Andani Eka Putra/Ist
dr Andani Eka Putra/Ist
KOMENTAR

Murah sekali. Dan lebih akurat. Beda dengan yang diusulkan Hafidz, satu pool mukus dimasukkan dalam satu tabung penguji.

Tujuh kabupaten di Sumbar sudah menjalani itu. Yang hasilnya akan diketahui siang ini.

”Besok siang saya sudah bisa lapor bapak gubernur hasilnya bagaimana,” ujar dr Andani.

Bagaimana kalau hasil pemeriksaan tabung SSK nanti positif?

Barulah dilakukan pemeriksaan terhadap tabung SK. Untuk mengetahui yang positif tadi dari sub kelompok yang mana.

Kalau sudah diketahui sub kelompok yang mana barulah tiap tabung di sub kelompok itu dites. Dari sini akan diketahui siapa yang positif tersebut. Untuk dilakukan isolasi.

Alenia berikut ini adalah bagian yang sensitif. Yang belum tentu banyak orang yang memahami.

Yakni apa yang sebenarnya harus dilakukan saat terjadi pandemi. Doktrin dalam pandemi, kata Andani, adalah memfokuskan semua usaha untuk memutus rantai penyebaran.

”Perang lawan pandemi itu di lapangan. Bukan di rumah sakit,” ujar dokter Andani.

Itu perlu ditegaskan agar jangan sampai upaya terbesar adalah menangani yang sudah terkena Covid-19.

Protokol Covid-19 haruslah physical distancing, pakai masker, dan cuci tangan itu. Termasuk di dalamnya memisahkan penduduk yang sehat dari yang terkena wabah.

Menurut Andani, kalau saja hasil pool test tersebut negatif, maka orang dari luar lima kabupaten tersebut tidak boleh masuk ke dalamnya. Yang di dalam lima kabupaten tidak boleh keluar. Mereka boleh hidup normal sebatas di dalam lima kabupaten itu, termasuk boleh sekolah dan tarawih.

Andani adalah dokter ahli penyakit tropis. Ia lulus sebagai dokter di Universitas Andalas. Lalu mengabdi di rumah sakit di Padang. Setelah itu Andani ke Universitas Gajah Mada Jogjakarta untuk mendapatkan spesialisasinya.

Kini Andani menjadi Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Universitas Andalas, Padang. Praktik dokternya sangat laris. Andani bisa praktik sampai pukul 2 malam. Andani sangat disukai orang yang lagi sakit di sana, karena boleh tidak membayar.

Jiwa aktivisnya tidak larut dalam komersialisme. Sebagai aktivis mahasiswa dan tokoh HMI, Andani ingin terus berjuang lewat profesi dokternya.

Ia ingin sekali menghasilkan produk kesehatan untuk Indonesia. Ia belum mau banyak bercerita. Tapi sebenarnya Andani lagi melakukan riset untuk menemukan cara mendeteksi virus yang menyebabkan kanker mulut rahim. Ia juga sedang riset untuk membuat cairan yang akan dipakai melakukan tes di lab. Misalnya tes Covid-19 seperti sekarang ini.

Tahun lalu Andani akan dinobatkan sebagai dosen teladan di Universitas Andalas. Andani menolak. ”Saya harus menghasilkan penemuan dulu,” katanya.

Sewaktu mahasiswa, Andani juga aktif di dunia pers kampus. Karena itu cita-cita awalnya jadi wartawan. Lalu ganti cita-cita ingin ke ITB. Ayahnyalah, seorang polisi yang memintanya jadi dokter.

Ia tidak ingin jadi dokter biasa.

Untuk menjadi penemu di bidang kedokteran itulah Andani melengkapi lab universitas dengan alat-alat terbaru. Sering ia harus membeli alat sendiri, dari uang pribadinya. Termasuk alat yang harganya di atas Rp 100 juta.

Kalau saja ia punya uang banyak bidang keilmuan kedokteran di Sumbar akan sangat maju.

Dengan pool test tersebut, Sumbar lagi melakukan terobosan penanganan Covid-19.

Di Sumbar mereka yang mayoritas tidak ingin dikalahkan oleh minoritas tadi.




Ji Chang-wook Gelar Fansign di Jakarta 12 Mei Mendatang, Siap Suguhkan Pengalaman Istimewa bagi Para Penggemar

Sebelumnya

Cerita Pengalaman Vloger asal China Menginap di Hotel Super Murah Hemat Bajet

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Disway