Tapi tetap saja ada campur tangan Tuhan. Saya dulu --tahun 2006-- juga sudah diberi tahu: maksimal bisa hidup 5 tahun lagi. Bisa jadi benih-benih kanker akan muncul lagi. Saya diminta berpikir ulang.
Saya pun tetap memutuskan transplant. Kanker saya sudah memenuhi hati. Badan saya sudah bengkak. Wajah saya sudah menghitam.
Saya sangat siap untuk transplant. Tambah umur lima tahun sangatlah lumayan. Berarti akan meninggal umur 60 tahun. Sudah lebih pantas.
”Kalau organ yang lain masih tetap baik, lima tahun kemudian bisa transplant lagi,” ujar dokter waktu itu --memberi harapan tambahan.
Saya diam saja. Lima tahun masih lama. Dipikir kelak saja.
Menjelang lima tahun itu saya diperiksa detail sekali: tidak ada tanda-tanda munculnya kanker hati yang baru. Alhamdulillah. Lima tahun kedua diperiksa lagi. Tetap bersih.
Alhamdulillah.
Dua tahun lagi adalah lima tahun ketiga.
Kondisi badan pilot di Vietnam itu juga sangat baik. Semua organ lainnya masih mendukung. Kans untuk sukses sangat besar. Apalagi kalau kedisiplinan setelah transplant tetap tinggi --disiplin makan obat, atur diet, dan gaya hidup.
Bahkan di Amerika sudah ada bukti. Pasien transplant paru --tahap awal dulu-- masih hidup sampai sekarang. Sudah 26 tahun.
Namanya: Tom Mathews. Umurnya saat ini 55 tahun.
Peristiwa itu terjadi ketika umurnya 29 tahun. Di Cleveland, Ohio. Saat itu transplant paru baru dua tahun dicoba.
Tom memenuhi syarat untuk ditransplantasi. Ia sudah terancam meninggal segera. Ia menderita penyakit turunan: cystic fibrosis --lendir di paru yang mestinya cair menjadi lengket.
Organ lainnya baik.
Tom sehat kembali. Ia pun kawin dengan Kim. Lalu mengambil dua anak angkat: laki dan perempuan --kini berumur 22 dan 20 tahun.
Sepuluh tahun kemudian Tom harus transplant lagi. Kali ini lebih mudah: transplant ginjal. Mungkin akibat efek samping obat yang harus diminum rutin pasca transplant. Agar paru yang baru itu tidak ditolak oleh badan Tom. Efek samping obat itu memang tidak baik untuk ginjal, diabetes dan darah tinggi.
Mungkin yang terakhir itu pula yang membuat saya terkena tekanan darah tinggi. Sampai terjadi aorta dissection --pembuluh darah utama saya pecah sepanjang 50 cm. Itu terjadi di Madinah, Arab Saudi, tepat 10 tahun setelah transplant hati.
Itulah pandangan positif saya –daripada mengaku darah tinggi itu akibat sesuatu yang sia-sia itu.
Saya pun ikut optimistis pilot di Vietnam itu akan masuk golongan yang sukses. Bisa berumur panjang. Ia muda. Ia pilot --yang biasanya disiplin. Ia bukan wartawan --yang biasa urakan. Ia tidak merokok. Apalagi di Vietnam banyak gadis cantik nan jelita --seperti digambarkan dalam teater Miss Saigon.
KOMENTAR ANDA