Presiden AS Donald Trump/Net
Presiden AS Donald Trump/Net
KOMENTAR

Sebelum itu, di banyak negara bagian di selatan sekolah dipisahkan: anak kulit hitam tidak boleh sekolah di sekolah kulit putih.

Masih banyak gubernur lain yang bersikap serupa.

Pun kepala polisi di Houston, Texas, ini. Namanya: Hubert Arturo Acevedo. Bukan main tajam kata-katanya.

Kemarin itu Acevedo diwawancara CNN: ”Kalau Presiden tidak memiliki kata-kata yang tepat lebih baik tutup mulut,” ujarnya.

Acevedo adalah RINO - -Republican in Name Only. Ia separtai dengan Trump tapi tidak aktif. Ia lahir di Havana, Kuba 55 tahun lalu. Saat berumur 4 tahun dibawa orang tuanya bermigrasi ke Amerika.

Orang seperti Acevedo punya keyakinan polisi bisa mengatasi semua itu kalau Presiden tidak justru bikin panas.

Demo yang meluas itu, Anda sudah tahu, akibat tewasnya George Floyd yang kulit hitam. Yang mati di dengkul polisi kulit putih di Minneapolis (Lihat DI's Way: Eka Eki).

Tapi itu hanya pemicu. Akarnya sangat dalam: hubungan antar-ras.

Karena itu salah satu sasaran demo tersebut adalah patung. Di beberapa tempat di Amerika masih berdiri patung tokoh konfederasi.

Patung itulah yang kini jadi sasaran. Ada yang dirobohkan ramai-ramai. Atau dicoreti kata-kata kotor.

Itulah patung yang dibangun untuk mengobati kekecewaan lama: gagalnya usaha 13 negara bagian di Selatan untuk merdeka dari Amerika Serikat.

Wilayah-wilayah Selatan itu mengizinkan perbudakan. Orang kulit putih jadi juragan, orang kulit hitam jadi budak. Perbudakan itu dihapus oleh Presiden Abraham Lincoln dari wilayah utara.

Orang Selatan itu bersatu mendirikan negara Konfederasi Amerika. Negara baru itu punya bendera sendiri yang masih sering dikibarkan di acara-acara kampanye besar Donald Trump.

Abraham Lincoln mengerahkan pasukan untuk memerangi separatis itu. Terjadilah perang sipil. Selama empat tahun: 1861-1865.

Selatan kalah. Amerika Serikat kembali utuh di permukaan.

Naiknya Barack Obama (kulit hitam) sebagai Presiden Amerika sangat mengecewakan pemuja kulit putih.

Ucapan-ucapan Donald Trump selama ini sering dinilai membela supremasi kulit putih.

Itu mengingatkan luka lama.

Padahal seperti dalam buku ”Patahan Garis Politik”-nya Randu Alamsyah ”luka lama itu perlu diingat hanya untuk merasakan pedihnya”.




Ji Chang-wook Gelar Fansign di Jakarta 12 Mei Mendatang, Siap Suguhkan Pengalaman Istimewa bagi Para Penggemar

Sebelumnya

Cerita Pengalaman Vloger asal China Menginap di Hotel Super Murah Hemat Bajet

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Disway