Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

SISTEM imun atau kekebalan tubuh merupakan hal yang sangat penting bagi tubuh manusia. Sistem ini berfungsi menjaga tubuh dengan cara melawan infeksi yang menyerang.

Namun, pada kondisi tertentu, sistem imun tubuh malah menyerang sel-sel dalam tubuh kita sendiri sehingga timbul berbagai gejala penyakit yang disebut penyakit autoimun. Salah satu penyakit autoimun yang sering dijumpai adalah lupus eritematosus sistemik (systemic lupus erythematous, SLE) atau masyarakat mengenalnya dengan sebutan “Lupus”.

Dokter anak, Dr. Gartika Sapartini, SpA(K) mengulas serba-serbi lupus dalam sebuah artikel di situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Apa itu lupus?

Lupus adalah suatu penyakit autoimun akibat tubuh memproduksi antibodi berlebihan yang menyerang jaringan tubuh sendiri di berbagai organ. Kerusakan organ selanjutnya akan menyebabkan berbagai keluhan dan gejala.

Penyakit ini lebih banyak mengenai anak perempuan dan angka kejadiannya meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Pada anak, sebagian besar penderita lupus berusia antara 9-15 tahun (masa pubertas).

Apa yang menyebabkan terjadinya lupus?

Penelitian-penelitian selama ini menunjukkan bahwa berbagai faktor mempengaruhi terjadinya penyakit ini seperti genetik, hormon, dan lingkungan (seperti paparan sinar matahari dan obat-obatan).

Kapan kita harus mencurigai seorang anak mengalami lupus?

Penyakit lupus sulit untuk dikenali karena gejalanya yang beragam. Setiap anak dapat memiliki gejala yang berbeda dengan anak lainnya. Berikut adalah beberapa gejala yang dapat muncul dan membantu orang tua dalam mengenali penyakit lupus, antara lain:

1. Demam lama tanpa penyebab yang jelas
Seringkali pasien lupus datang ke rumah sakit karena keluhan demam ringan, hilang timbul, yang lama (berminggu-minggu atau berbulan-bulan) tanpa diketahui penyebabnya.

2. Anak tampak pucat dan memiliki riwayat transfusi darah berulang
Bila anak tampak pucat, mudah lelah, dan lesu, ada riwayat transfusi darah berulang, salah satu penyakit yang harus dipikirkan adalah lupus. Anak dengan anemia hemolitik autoimun pada perjalanan penyakit selanjutnya banyak yang menjadi lupus.

3. Mudah letih
Anak yang biasanya aktif kemudian menjadi tidak aktif, malas beraktivitas, harus waspada akan penyakit lupus.

4. Ruam pada kulit.
Ruam dapat muncul di wajah berbentuk seperti sayap kupu-kupu atau yang disebut dengan butterfly rash (bercak malar). Ruam lainnya yang berbentuk bulat-bulat, dapat muncul di bagian tubuh lain selain di wajah, seperti leher, batang tubuh, lengan dan tungkai yang disebut bercak diskoid.

5. Nyeri dan bengkak pada sendi.
Anak sering mengeluh nyeri dan bengkak pada persendian, umumnya di sendi-sendi besar seperti siku dan lutut.

6. Bengkak pada kelopak mata dan tungkai bawah
Salah satu gejala yang dapat timbul adalah bengkak pada kelopak mata dan tungkai bawah, disertai buang air kecil yang lebih sedikit dari biasanya. Bila ditemukan keluhan ini harus waspada adanya kelainan ginjal akibat lupus.

7. Rambut rontok
Bila rambut anak rontok lebih dari 100 helai per hari, maka harus waspada kemungkinan adanya penyakit lupus.

8. Kulit sensitif terhadap sinar matahari
Kulit penderita lupus mudah mengalami bercak kemerahan yang menetap bila terkena sinar matahari.

9. Sesak napas dan nyeri dada
Penyakit lupus dapat menyerang organ paru-paru dan jantung, sehingga anak mungkin mengeluhkan adanya nyeri di daerah dada dan sesak napas.

Apa yang harus dilakukan bila ditemukan gejala di atas?

Segera periksakan ke dokter spesialis anak. Dokter selanjutnya akan menganjurkan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah, urin, foto Rontgen dada, dan pemeriksaan jantung (ekokardiografi) untuk menegakkan diagnosis.

Bagaimana pengobatan anak dengan lupus?

Dokter akan memberikan obat untuk mengendalikan peradangan yang timbul untuk mencegah dan meredakan kerusakan organ.

Yang harus dilakukan oleh pasien adalah:




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health