Sudah seperti itu pun Trump masih akan menggugat.
Belum lagi secara 'suara nasional' pun Trump juga kalah. Tetap saja masih menggugat.
Tapi siapa tahu itu hanya gertak sambal. Siapa pula yang tahu kalau Senin pagi-pagi besok Trump tampil di Twitternya: mengucapkan selamat pada Biden.
Tanda-tanda untuk itu bukan tidak ada. Tadi malam sudah terlihat ada trailer besar parkir di Gedung Putih. Istri Trump yang kelihatannya mulai berkemas untuk mencicil boyongan dari Gedung Putih.
Bersamaan dengan itu kini beredar lagi di medsos lagu terkenal New York New York. Untuk mengejek Trump yang harus meninggalkan New York.
Rasanya itu video tahun lalu. Ketika Trump frustrasi pada jaksa New York. Yang terus mengejar-ngejar pajaknya.
Trump pilih pindah ke Mar-a-Lago di Florida. Alamat resminya pun pindah ke Florida itu. Tapi video itu bertambah mengena diputar sekarang ini. Tentu video itu juga bisa membuat suporter Trump kian marah.
Sekarang ini mulai muncul grup di Facebook dengan nama "Hentikan Pencurian Suara" (Stop the Steal). Anggotanya bertambah terus. Sudah mencapai 350.000 orang.
Lalu Facebook membekukan grup itu. Isinya sangat membahayakan. Terutama karena tanpa dasar maupun bukti.
Itulah grup Facebook yang tidak rela atas kekalahan Trump. Itu masih lebih baik daripada melakukan tindakan kekerasan fisik.
Masalahnya: begitu satu grup dibekukan langsung muncul nama grup baru. Misalnya "STS. 2.0". STS singkatan dari nama lama grup yang dibekukan itu. Anggotanya langsung 100.000 dan masih naik terus.
Rasanya grup STS 2.0 juga akan dibekukan. Isinya sudah mulai membayangkan perlunya perang sipil lagi.
Bahkan polisi Philadelphia, kota terbesar di Pennsylvania, sudah menangkap dua orang. Indikasinya: akan meledakkan tempat penghitungan suara.
Dalam situasi seperti ini yang diperlukan adalah peredaan ketegangan. Itulah sebabnya Joe Biden belum mau mendeklarasikan kemenangan. Kemarin Biden memang tampil di podium, tapi nadanya sangat mendinginkan.
Cawapresnya, Kamala Harris, berada di samping podium. Berarti selama hari-hari penentuan ini Kamala berada di Welmington, kota terbesar di Delaware, yang juga tempat tinggal Biden.
Di kubu Partai Republik sendiri sudah semakin banyak tokoh yang tidak simpati pada cara yang akan ditempuh Trump yang 'tidak Amerika' itu. Mereka tidak lagi berada dalam satu perahu dengan Trump.
"Trump itu kok justru menyiramkan bensin terus," ujar seorang tokoh Republik.
Memang, selama Trump jadi presiden, harga bensin di Amerika murah.
KOMENTAR ANDA