F: Bagaimana pendapat Nicmah tentang makin banyaknya jurnalis muda di tengah maraknya media online dan siaran tv berbasis digital?
NS: Menurut saya, profesi jurnalis saat ini akan lebih long term. Saat ini kita sudah masuk revolusi industri 4.0. Ditandai dengan perkembangan teknologi yang lebih mutakhir. Ini merupakan kesempatan besar bagi para jurnalis. Para pemilik media juga tidak tutup mata, mereka sudah mulai konvergensi media—beragam media dijadikan digital, dan juga menjamurnya media online. Kondisi ini merupakan hal yang sangat positif bagi jurnalis.
Profesi jurnalis sangat diperlukan di era industri 4.0 karena masyarakat butuh banyak informasi. Di sinilah peran jurnalis sangat penting untuk memberikan informasi yang objektif dan sesuai fakta. Tanggung jawab jurnalis sangat besar, dan akan ada ancaman yaitu serangan hoaks yang diproduksi oleh mereka yang bukan jurnalis.
Jurnalis harus mampu mengemas tema dengan bagus, membuat berita objektif, akurat, berdasarkan fakta, hingga masyarakat yang awalnya membaca hoaks bisa beralih mengonsumsi berita-berita dari media terpercaya.
F: Bicara tentang KJB, sejauh mana KJB meningkatkan kualitas para anggotanya?
NS: Saya dan teman-teman komite sudah melakukan banyak hal untuk meningkatkan kualitas peserta KJB melalui pelatihan-pelatihan. Baik dalam penulisan hard news maupun soft news.
Ada 4 bidang yang menjadi fokus KJB yaitu edukasi (jurnalistik dan public speaking), religi (terkait agama Islam), charity (sosial), dan fesyen—karena kami ingin menarik milenial bahwa hijabers itu juga bisa tampil fashionable.
Yang sudah kita lakukan seperti bedah rubrik menghadirkan anggota yang sudah puluhan tahun berkecimpung di penulisan hard news dan terakhir adalah "Coaching Penulisan Berita, Opini, dan Press Release" yang tidak hanya melibatkan peserta KJB tapi juga mahasiswa Indonesia di Rusia. Pelatihan yang digelar 13 Agustus 2020 itu adalah kerja sama KJB dengan Komunitas Migas Indonesia Wilayah Rusia dan Eropa Timur (KMI RET).
KJB juga rutin menggelar pengajian setiap 3 bulan sekali sebelum pandemi. Di masa pandemi, pengetahuan seputar Islam dihadirkan melalui sharing virtual "Masyarakat Muslim dalam Menyikapi New Normal Life" yang menghadirkan narasumber Imam Jamaica Muslim Center, New York, Amerika Serikat Dr. Shamsi Ali, Lc., M. A pada 14 Juni 2020.
F: Banyak acara digelar menyambut Milad ke-8 KJB tahun ini, apa yang menjadi puncaknya?
NS: Ulang tahun KJB sebenarnya tanggal 26 November 2020. Acara puncak kami tanggal 13 Desember 2020 dalam bentuk Webinar Nasional "Menebar Kebaikan Melalui Karya Jurnalistik" yang menghadirkan Arief Suditomo (Pemimpin Redaksi Metro TV), Balques Manisang (News Producer & Host tvOne), dan Lalita Gandaputri (News Producer Metro TV-Member KJB Indonesia). Tahun 2020 ini KJB lebih fokus ke profesi jurnalis, dari sisi sebagai pembawa informasi dan pembawa kebaikan bagi masyarakat. Jurnalis bisa membawa dampak kebaikan yang nyata dan mengena ke masyarakat.
F: Sejauh mana KJB menyuarakan kepentingan perempuan di tengah masyarakat?
NS: Banyak yang sudah KJB lakukan. Di antaranya pada 5 Oktober 2019 kami menggelar Ngaji di Udara tentang efektivitas RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS). Kami mengundang para aktivis perempuan, MUI, Komnas Perempuan, juga Majelis Nasional FORHATI.
Di tahun 2019 lalu kami juga menghadirkan Ibu Mufidah Kalla, Dewi Masitoh, dan Fleuriparamita Aprianti, dan Trifty Qurrota Aini sebagai World Hijab Day Ambassador Indonesia dalam perayaan World Hijab Day 2019 bertajuk "The Power of Muslimah". Kami menyuarakan bagaimana muslimah memiliki kekuatan dahsyat untuk dapat memberdayakan perempuan-perempuan lain.
Dan terakhir adalah kita menggelar Instagram Live "Mom War Nggak Zaman Lagi" dengan narasumber Aang Wahyu Ariesta Sari, jurnalis Trans 7 yang juga seorang istri, ibu, dan enterpreneur. Diskusi ini memberi gambaran bahwa perempuan tidak bisa dianggap remeh. Sekali pun berkarir, ia tetap bisa memiliki keluarga bahagia.
F: Apa target jangka pendek KJB ke depan?
NS: Tahun 2021 insya Allah KJB akan fokus pada pelatihan pengembangan SDM para anggota. Akan banyak webinar hard news, jurnalistik investigasi, jurnalistik deep news, opini, soft news, dan lebih banyak berbagi informasi serta knowledge. Diharapkan dapat meningkatkan skill penulisan karya jurnalistik. Dan KJB juga akan banyak melibatkan mahasiswa dari berbagai universitas.
F: Bagaimana membangun kedekatan antarsesama anggota KJB?
NS: Saya selalu melibatkan mereka dalam berbagai kegiatan KJB. Namun karena kami tersebar di berbagai wilayah seperti Jabodetabek, Bandung, Medan, Yogyakarta, Makassar, dan kota lain, kami memang jarang bertemu. Tapi 'pertemuan' kita rutin selalu via whatsapp group. Kami bebas berdiskusi dan saling menghargai antaranggota. Dan jika saya mengontak anggota secara pribadi, mereka sangat welcome. Sekali kami bertemu, langsung nyambung.
Kami juga membiasakan diri untuk saling support. Apakah ada hari bahagia atau ada yang sedang dilanda musibah seperti anggota keluarga yang meninggal dunia, kami saling supprot baik itu dari ucapan di media sosial maupun dukungan materi. Harapan saya, setiap anggota bisa mengatakan "saya anggota KJB, saya memiliki KJB" dengan bangga.
KOMENTAR ANDA