PENYANYI Ashanty sudah beberapa hari ini harus menjalani perawatan di rumah sakit lantaran terpapar Covid-19. Kondisi istri musisi Anang Hermansyah ini dikabarkan naik turun, diduga karena penyakit autoimun yang pernah diidapnya sejak 2019.
Alasan penyakit ini pula yang membuat ibu empat anak ini dikabarkan membuat surat wasiat untuk anak-anaknya.
Seberapa jauh penyakit autoimun memberikan gejala saat terpapar virus Corona?
Penyakit autoimun adalah suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang tubuh kita. Sistem kekebalan biasanya melindungi diri dari kuman, seperti bakteri dan virus. Ketika ada bakteri atau virus yang masuk, sistem kekebalan tubuh ini akan bereaksi menyerangnya.
Menurut dr Hendra Gunawan, SpPD, penyakit autoimun ini merupakan penyakit kronis eksaserbatif, artinya ada suatu saat pasien dalam fase remisi (aktivitas penyakit rendah) dan sebaliknya ada suatu saat pasien dalam fase flare up (aktivitas penyakit tinggi).
Panduan dari Indonesia Rheumatology Association (IRA) menyebutkan, pasien autoimun memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit infeksi, termasuk infeksi virus. Hal ini karena umumnya pasien autoimun memiliki kekebalan tubuh yang lebih rendah, yang disebabkan oleh obat-obatan yang bersifat immunosuppresant atau menurunkan kekebalan tubuh.
Obat-obatan tersebut digunakan untuk mengontrol penyakit autoimun.
Prosedur pengobatan Covid-19 pada pasien autoimun
Dr Hendra menjelaskan, tatalaksana Covid-19 pada pasien autoimun secara umum pengobatannya ditujukan untuk mengatasi infeksi Covid-19, namun harus disesuaikan dengan aktivitas penyakit pasien pada saat itu.
"Dokter harus mengetahui dulu, apakah penyakit autoimun yang diderita pasien sedang berada dalam kategori remisi atau flare up," kata dr Hendra, mengutip Kompas.com.
Sesuai dengan rekomendasi terbaru ACR (American College of Rheumatology version 3), jika pasien autoimun dalam fase remisi/aktif dan tidak ada kecurigaan Covid-19, maka pengobatan dapat dilanjutkan.
"Namun jika pasien ada riwayat paparan terhadap virus Covid-19 atau masuk.kriteria suspect maupun probable, maka tergantung jenis pengobatan sebelumnya, ada yang bisa tetap dilanjutkan ada yang harus dihentikan hingga 2 Minggu untuk observasi," jelas dia.
"Atau, 7-14 hari bebas gejala pasca infeksi Covid-19 pada kasus terkonfirmasi dengan gejala ringan-sedang atau 10-17 hari bisa pasien dinyatakan terkonfirmasi Covid-19 namun tanpa gejala klinis," lanjutnya.
Untuk pasien autoimun dengan gejala infeksi covid-19 yang berat, keputusan memulai obat-obatan terkait autoimun diputuskan sesuai pemeriksaan dan pertimbangan klinis dari dokter.
Hindari 2 Hal ini
Karena memiliki kondisi kesehatan yang berisiko, pasien autoimun yang terkena covid harus menghindari beberapa hal, yaitu:
1. Sembarangan berhenti minum obat
Dijelaskan dr Muhammad Iqbal Ramadhan, sebaiknya pasien autoimun yang menderita covid-19 menghentikan dulu pengobatan yang berhubungan dengan autoimunnya dan fokus pada pemulihan covid-19.
Namun,Emberhentikan pengobatan autoimun tidak boleh dilakukan sembarangan, mengingat penderita kerap mengonsumsi obat prednisonenatau steroid dalam jangka waktu lama. Bila berhenti begitu saja, tubuh dapat mengalami gejala ketergantungan.
Berkonsultasilah dengan dokter yang merawat. Dokter dapat memberikan obat lain yang lebih aman, salah satunya untuk menetralkan antibodi terhadap virus baru.
2. Stres Berlebih
Memang, virus covid-19 ini membuat stres. Tapi, jaga tingkat stres agar tidak memuncak dan memperparah kondisi kesehatan.
Stres dapat menyebabkan flare-up atau kekambuhan gejala penyakit autoimun. Jadi, pasien autoimun yang terpapar virus Corona disarankan untuk.melakukan aktivitas yang dapat menurunkan tingkat stres.
Intinya, sesulit apapun hidup kita dan sedang terpapar penyakit apapun, tetap jaga diri untuk selalu bahagia. Semangat dan terus berjuang untuk kesembuhan.
KOMENTAR ANDA