Nah, inilah yang perlu diluruskan. Para ulama tafsir telah mengupas hakikat dari jalan lurus tersebut. Jangan sampai kita salah paham atau salah duga! Begitu meminta jalan yang lurus setiap kali shalat, kok malah hidup kita lebih banyak jalan yang berliku, bahkan kita pun terancam terlempar ke jurang kebinasaan.
Muhammad Rasyid Ridha dalam buku Tafsir Al-Fatihah menerangkan, yang dimaksud jalan yang lurus (al-shirath al-mustaqim) adalah jalan yang kalau ditempuh, akan membahagiakan manusia dan kalau dijauhi, akan mencelakakannya. Allah menetapkan jalan yang lurus kepada manusia agar mengikutinya. Kebahagiaan akan datang jika manusia berpegang teguh (istiqamah) pada jalan itu; dan kesengsaraan akan muncul jika manusia menyimpang darinya.
Oleh sebab itu, apabila dalam hidup ini kita menemukan berbagai kendala yang berat, maka pelajarilah dengan cermat, boleh jadi kita lagi di jalan buntu, salah jalan, atau malah tersesat jalan. Apapun kendalanya, segera kembali kepada jalan Tuhan, jalan yang lurus.
Kini, Ramadhan datang kembali, dan berbahagialah mereka yang mengetahui hikmahnya. Pada bulan suci ini, jalan yang lurus itu dibentangkan Tuhan dengan terang benderang, tinggal bagaimana mata hati kita jeli menapakinya.
KOMENTAR ANDA