Maka aku berteriak keras dan para wanita berkumpul di sekelilingku, kemudian Rasulullah bersabda, “Wahai Asma, janganlah kamu mengucapkan yang jelek dan janganlah kamu menampari pipi.”
Kemudian Rasulullah bersabda, “Buatlah makanan untuk keluarga Ja'far, hari ini mereka disibukkan dengan musibah besar.” Salma pembantu Nabi mencari gandum, lalu ia menumbuknya, memasaknya dan mencampurinya dengan minyak.
Perintah memberi makan kepada keluarga Ja’far adalah upaya pertama menjaga keberlangsungan hidup mereka. Jangan sampai arwahnya tidak tenang karena anak istrinya terlantar.
Sejak masa Nabi Muhammad dan era Khulafa Rasyidin, ada jaring pengaman sosial yang berjalan amat baik dalam melindungi pihak keluarga yang ditinggalkan oleh orang-orang yang berguguran dalam tugas sucinya. Pada masa Umar in Khattab, tunjangan janda malah lebih besar daripada gaji khalifah.
Siapa yang menikahi istri Ja’far? Asma binti Umais dinikahi oleh sahabat utama yakni Abu Bakar yang ditinggal mati istrinya Ummu Ruman. Menikahi janda-janda yang suami mereka gugur dalam tugas dilakukan demi menjaga kehormatan mereka dan menjamin masa depan anak-anak mereka.
Begitulah tugas, risikonya bisa nyawa. Bahkan ada korban-korban yang terabaikan. Misalnya ketika dua kubu berperang, tetapi banyak wartawan dan tenaga medis yang tak bersalah, yang menunaikan tugas suci malah meninggal dunia. Begitu pun para ibu yang meregang nyawa ketika melahirkan, yang sering pula terabaikan padahal jumlahnya amat besar.
Akhirnya, bukan hanya diri kita sendiri yang mesti siap dengan risiko tugas, anak istri dan sanak keluarga yang lain juga perlu memahaminya hingga jauh-jauh hari mereka telah mempersiapkan diri dengan kemungkinan terburuk.
Untuk para pahlawan bangsa di KRI Nanggala 402, mari kita lantunkan Al-Fatihah....
KOMENTAR ANDA