Juga kedekatan Pakistan-AS yang bisa jadi kelak China menggantikan posisi AS. Diketahui Taliban tanpa henti melakukan berbagai kekerasan yang dilancarkan dari negara tetangganya, Pakistan.
Walhasil, pertikaian memang lebih ke arah konflik eksternal yang berkaitan dengan kepentingan kawasan. Bahkan bisa saja AS atau Soviet kembali hadir di Afghanistan. Dinamika tersebut mungkin terjadi.
Seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta asal Afghanistan, Abdul Qadir, mengatakan bahwa kondisi negaranya saat ini terbilang berat.
"Presiden mengatakan siap menerima dan memberikan apa-apa yang diminta Taliban asalkan kelompok tersebut mau menjalankan perdamaian., tidak lagi melakukan pengeboman dan pembunuhan masyarakat sipil. Sebaliknya, Taliban mengatakan bahwa mereka akan bersikap damai jika presiden Afghanistan mundur dari jabatannya. Tidak ada jaminan bahwa Taliban bisa bersikap damai," ujar Abdul Qadir.
KOMENTAR ANDA