Serrana, Kota Kecil Yang Menjadi Eksperimen Vaksinasi Covid-19/ Net
Serrana, Kota Kecil Yang Menjadi Eksperimen Vaksinasi Covid-19/ Net
KOMENTAR

SERRANA adalah sebuah kota kecil di Brazil yang menjadi lokasi eksperimen medis bertajuk "Project S".

Harapan telah membuncah kembali di hati penduduk Serrana setelah para peneliti memvaksinasi hampir seluruh populasi orang dewasa selama musim semi tahun ini. Penduduk kota kecil yang dikelilingi perkebunan gula ini merasa suasana menjadi sangat berbeda, jauh lebih ringan dan menyenangkan.

Di kota ini, bisa dikatakan semua warga saling mengenal satu sama lain. Mereka seolah telah kembali kepada hari-hari sebelum pandemi. Orang-orang merasa aman meninggalkan rumah. Mereka pun sudah sangat jarang mendengar kabar kasus Covid-19 dan kematian yang diakibatkannya. Dunia usaha kembali bangkit setelah mengalami masa sulit yang panjang.

Proyek tersebut merupakan hasil kerja sama pusat biomedis Butantan Institute dengan Sao Paulo University of Medicine, Ribeirao Preto. Selama musim semi, peneliti telah memberikan vaksin Coronavac kepada 27.160 penduduk atau 95% dari populasi orang dewasa di Serrana.

Vaksin Coronavac adalah vaksin buatan farmasi China Sinovac yang sebagian diproduksi di Brazil, bermitra dengan Butantan. Secara global, efikasi vaksin tersebut berada di angka 50,8% dalam pengujian fase III.

Meskipun temuan lengkap peneliti Project S belum dipublikasikan, hasil awal yang dirilis pada 1 Juni menunjukkan jumlah kasus bergejala berkurang 80%, rawat inap terkait Covid-19 turun 86%, dan angka kematian berkurang hingga 95%. Pencapaian tersebut disebut Gubernur Sao Paulo, Joao Doria, sebagai pertanda baik bagi seluruh rakyat Brazil.

Vaksinasi menciptakan semacam "sabuk kekebalan" bagi penduduk Serrana yang mengurangi secara drastis penularan Covid-19 di sana, sekali pun virus corona tengah mengamuk di seluruh negeri.

Direktur medis penelitian klinis di Butantan Institute, Ricardo Palacios, mengatakan bahwa ketika cakupan vaksin mencapai angka 75% dari populasi Serrana, penurunan kasus terlihat bahkan pada kelompok yang belum mendapat vaksin lengkap. Hal itu diungkapkannya kepada CNN International sehari setelah konferensi pers tentang hasil awal Project S.

Namun hingga Butantan Institute merilis data studi lengkapnya, tidak semua orang langsung memuji Project S atau melonggarkan protokol kesehatan 3M.

Seperti yang dilakukan seorang pemilik salon kecantikan bernama Jose Angelo Marques. Ia membuka salonnya dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah negara bagian Sao Paulo.

Termasuk dalam kapasitas pengunjung dan jarak antarpengunjung. Dia berharap bisa melihat hasil vaksinasi dalam angka (yang pasti), bukan sekadar persentase. "Itu akan membuat saya merasa lebih aman," ujarnya.

Marques mengingat bagaimana ia, istri, dan orangtuanya terinfeksi Covid-19 tahun lalu. Meski sebagian besar hampir tidak bergejala, ayah Marques yang berusia 81 tahun kemudian meninggal akibat Covid-19, satu bulan setelah terinfeksi.

Vaksinasi, menurut Marques, membantu keluarganya bangkit dari kesedihan. Sekarang mereka bisa saling berdekatan satu sama lain, saling berpelukan, dan itu menguatkan mereka untuk mengatasi rasa sedih akibat ditinggal ayah tercinta.

Mengapa Serrana?

Serrena adalah kota yang berjarak 330 kilometer dari ibu kota negara bagian Sao Paulo. Kota kecil ini dianggap sebagai "tempat singgah" karena sebagian besar penduduknya pergi bekerja di kota-kota tetangga yang lebih besar seperti Ribeirao Preto. Tak ayal, arus kehidupan masyarakat di sana menyebabkan tingginya prevalensi infeksi Covid-19 pada awal tahun 2021.

Peneliti utama Project S, Marcos Borges, menjelaskan bahwa ada lebih dari 10.000 penduduk Serrana yang bekerja di luar kota. Itulah yang menyebabkan berbagai penyakit menular dapat menyebar luas dengan cepat.

"Satu dari 20 penduduk Serrana terinfeksi dan menularkan Covid-19. Hal itu menarik perhatian kami. Di awal tahun 2021, kami sangat terpukul dan menderita akibat Covid-19. Sistem layanan kesehatan runtuh. Serrana seperti dipayungi awan gelap yang hitam pekat," kenang Wali Kota Serrana Leonardo Capitelli.

Dengan populasi rakyat Brazil yang berjumlah 211 juta jiwa, tentu akan memakan waktu lama menciptakan herd immunity secara nasional. Hal itu kemudian memotivasi Direktur Butantan Institute Dimas Covas dan Marcos Borges memvaksinasi sebagian populasi di Serrana untuk melihat apakah herd immunity bisa dicapai secara lokal.

Prevalensi Covid-19 yang tinggi, populasi kecil, kedekatannya dengan Sao Paulo University of Medicine dan rumah sakit negara, menjadikan Serrana menjadi kandidat ideal untuk eksperimen medis.

Metode yang digunakan dalam uji klinis merupakan uji coba bertahap. Kota dibagi ke dalam 25 sub-area, membentuk empat kelompok yang menerima vaksin dalam beberapa minggu berturut-turut sejak Februari hingga April. Penjadwalan vaksinasi secara berurutan memungkinkan tim peneliti mengevaluasi dan membandingkan area-area tersebut.

Pada saat kelompok ketiga menerima dosis kedua, yaitu sekitar 75% dari populasi yang memenuhi syarat, terlihat bahwa Covid-19 mulai terkendali di seluruh kota. Hal itu menunjukkan bahwa vaksinasi massal secara tidak langsung dapat melindungi bahkan non-populasi yang divaksinasi, seperti remaja dan anak-anak.

Penurunan kasus pada orang yang tidak menerima vaksin menunjukkan penurunan penyebaran virus. Ini memperkuat pendapat bahwa vaksinasi merupakan langkah kesehatan masyarakat, bukan sekadar tameng bagi individu.

"Tak sampai dua bulan lalu, rumah sakit setiap hari didatangi 160 sampai 180 pasien yang menunjukkan gejala sindrom pernapasan, dan 69% dari mereka dinyatakan positif Covid-19. Saat ini, hanya 30 – 35 orang yang datang ke rumah sakit dan paling banyak 25% di antaranya yang positif Covid-19," ujar Wali Kota Capitelli.

"Ekonomi kami tumbuh, banyak perusahaan baru tertarik berinvestasi di sini. Orang-orang kembali ke kehidupan mereka, dan kami menjadi lebih baik dari hari ke hari," tambahnya.




Pemerintah Korea Selatan Tawarkan Kerja Sama Sektor Pertanian untuk Capai Swasembada Pangan Indonesia

Sebelumnya

Ketum JMSI Teguh Santosa Ajak Masyarakat Pers Kawal Kebijakan Prabowo tentang Food Sovereignty dan Good Neighbour

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News