Bagi mereka yang beramal saleh, orang-orang ini akan menghadap Tuhan dengan wajah berseri-seri. Adapun bagi mereka yang hidupnya bertabur dosa, orang-orang macam ini berjumpa Tuhan dengan muka menghitam menanggung malu tiada taranya.
Surah Al-Qiyamah ayat 22-23, yang artinya, “Wajah-wajah (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri, memandang Tuhannya.”
M. Abdul Mujieb dalam Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali menyebutkan, perkataan nazhirah (melihat) harus ditakwilkan maknanya hingga selesai dengan kedua ayat tersebut di atas, yaitu “menanti” rahmat Tuhannya, bukan “melihat” dengan mata kepala.
Kita akan kembali kepada Tuhan, dengan tujuan menanti rahmat-Nya, agar kehidupan abadi di akhirat dapat kita lalui dengan kebahagiaan sejati.
Akhirnya, marilah kita tutup dengan pertanyaan pula, apakah kita sudah mempersiapkan diri menempuh kehidupan abadi setelah kematian itu? Apakah kita siap bertanggung jawab atas amal perbuatan di dunia ini? Apakah kita yakin kematian ini betul-betul jalan bagi kita bersama orang-orang tercinta menuju surga-Nya?
KOMENTAR ANDA