Dalam hal hobi itu sebenarnya Novi, kini, lagi bahagia-bahagianya. Empat bulan lalu mereka membeli kompor baru: empat tungku. Agar bisa masak lebih banyak dan lebih cepat.
Meindy agak terlambat bertemu Novi –untuk ukuran zaman itu. Meindy sudah berumur 31 tahun. Novi sudah dokter muda. Umur Novi 7 tahun di bawah Meindy. Mereka dipertemukan oleh kakaknya.
Meindy seorang akuntan lulusan STAN Jakarta yang terkenal itu. Lalu jadi pegawai negeri di Kementerian Keuangan. Ia sudah bertugas di berbagai daerah. Lalu mengaudit Telkom di Bandung. Saat itulah bertemu Novi yang hampir lulus dokter di Universitas Padjadjaran.
Setelah dua tahun menjalani tugas wajib sebagai dokter, Novi melamar ke Biofarma. Tidak ada tanggapan. Setahun kemudian melamar lagi. Tidak ditanggapi. Sampai pada saatnya Meindy mendengar Biofarma mencari dokter. Meindy sendiri yang mengantarkan lamaran istrinya: diterima.
Sejak itu Meindy mengundurkan diri sebagai pegawai negeri. Ia tidak mau dipindah-pindah --pisah dari istri. Ia bisa mengajar. Ia senang mengajar. Ia pun mengajar di Universitas Parahyangan Bandung.
Belakangan Meindy diminta menjadi komite audit di Pindad, ketika Sudirman Said menjadi dirut di situ.
Sudirman –mantan Menteri ESDM– tahu bahwa Meindy adalah akuntan yang tidak mau diajak kompromi. Dan memang, itulah prinsip hidupnya. Itu pula yang menjadi salah satu pertimbangan untuk mundur dari pegawai negeri.
Saat ini Meindy menjabat komite audit PT Garuda Indonesia. Komite itu melaporkan hasil kerjanya ke dewan komisaris Garuda.
Di Biofarma, Novi sangat berprestasi. Dia mendapat tawaran sekolah ke Australia. Tapi Novi memilih di Unpad saja. Dekat suami. Dia mengambil S-2 biomedis. Sesuai dengan keinginannya mendalami soal virus. Ini terkait dengan kebutuhan tenaga ahli di Biofarma –yang terkenal sebagai produsen vaksin di Indonesia.
Ketika ditawari S-3 di luar negeri Novi kembali memilih Unpad. Maka di Unpad pula Novi meraih gelar doktor. Juga di bidang biomedis.
Nama Novi terkenal di berbagai forum internasional. "Kalau ke Geneva dia sudah seperti pulang kampung saja," ujar Meindy. Novi praktis terus berkeliling ke berbagai negara.
Dia begitu penting untuk Biofarma dan Indonesia. "Almarhumah sangat ramah. Elegan. Dipercaya berbagai lembaga internasional terutama WHO," ujar Prof Dr Kusnandi Rusmil, ketua tim uji coba fase 3 Sinovac di Bandung.
Meski sering ke luar negeri, Novi tidak memakai pakaian bermerek. Mobil keluarga ini sama dengan mobil sejuta umat: Avanza. Anak-anak mereka sekolah ikut kendaraan umum. Setelah masuk kuliah baru dibelikan sepeda motor.
Tapi kalau libur lebaran, mereka sering ke luar negeri. Alasannya: menyiapkan wawasan anak-anak. Sering juga mampir dulu ke Makkah: Umrah.
Suami istri ini sama-sama berdarah Minang. Sama-sama lahir di Padang. Tapi Novi sudah lebih fasih berbahasa Sunda.
Novi bekerja lebih keras setahun terakhir. Tidak ada Sabtu atau Minggu. Tidak ada pula tanggal merah. Vaksinasi adalah misi besarnya.
Rasanya Novi sempat tahu hasil kerja kerasnya. Biofarma sudah berhasil memproduksi vaksin Sinovac di Bandung, 1,5 juta sehari. Novi pergi dengan membawa prestasi.
KOMENTAR ANDA