Melihat kondisi DKI yang sudah membaik banyak yang mengusulkan Ibukota diprioritaskan pelonggaran PPKM.
Saya melihat justru langkah itu amat berbahaya. Mari kita kita kaji dulu tenang- tenang.
DKI memang punya banyak kelebihan dibandingkan provinsi lainnya di Tanah Air. Tetapi kelebihannya itu menjadi sumber kelemahannya.
Kelebihannya, meski berpenduduk besar, tetapi DKI diuntungkan oleh lokasinya yang hanya seluas 661,5 km2. Warganya di seluruh wilayah mudah dijangkau karena saling terhubung oleh pelbagai moda transportasi. Tetapi kelebihan itulah sekaligus kelemahannya. Ibarat kotak korek api, penduduk yang padat seperti pentul korek berjejalan dalam satu kotak. Satu saja terbakar maka satu kotak korek akan terbakar.
Baru bulan lalu Jakarta alami kondisi mengenaskan seperti itu. Jumlah yang terpapar belasan ribu perhari. Fasilitas RS lumpuh, over kapasitas. Jumlah warga wafat yang mengalami peningkatan signifikan, membuat pemakamannya mengalami kesulitan.
Peter Gontha & LBP
Kemarin sore saya membaca status Peter F Gontha di akun FB-nya:
“Saya baru selesai berbincang dengan Pak LBP, nanti sore/petang jam 18.30 akan ada evaluasi dengan Pak LBP mengenai Covid-19. Beliau sampaikan bahwa Jakarta sudah menurun 50 persen. Dari seluruh kasus Covid-19 di Indonesia, Jawa sekarang sudah lebih kecil dari di luar Jawa yaitu <48 (baca: lebih kecil dari 48) persen, luar Jawa >52 (baca: lebih besar dari 52) persen lebih.
Namun demikian pemerintah akan tetap berhati hati, karena jangan sampai kita telah berkorban dan pemerintah sudah kerja keras selama 45 hari kemudian semua percuma karena kita buka terburu-buru dan harus LOCK DOWN lagi. Evaluasi akan dilakukan selama 3-5 hari kedepan, kita harapkan mendapatkan berita positif mengenai pelonggaran PPKM,” tulis Peter.
LBP yang dimaksud adalah Luhut Binsar Panjaitan, Koordinator PPKM Jawa-Bali. Minggu lalu, Peter yang merupakan sahabat baik saya menyentil karena dalam beberapa tulisan saya menyentil LBP, sahabat kental Peter.
“Jangan dong, Pak. Kasihan Pak LBP, dia orang mau kerja,” pinta Peter.
Sekarang, saya mengapresiasi Pak LBP. Bukan lantaran imbauan Peter, melainkan karena Pak LBP sudah rasional menghadapi pandemi. Tidak jumawa lagi seperti sebelumnya. Siap, Jendral. Hasil 40 hari PPKM, memang tidak baik-baik saja.
KOMENTAR ANDA