Host Channel YouTube Realita TV, Rahma Sarita dan anaknya berfoto bersama para tenaga kesehatan/Net
Host Channel YouTube Realita TV, Rahma Sarita dan anaknya berfoto bersama para tenaga kesehatan/Net
KOMENTAR

"Sama berat saya waktu duduk di bangku SMA," papar Rahma.

Zufar, nama anak itu, overweight karena dampak pandemi. Seluruh kegiatan sekolah fisik terhenti. Begitu juga dengan latihan taekwondonya.

"Dia banyak makan. Saya baru tahu itu overweight komorbid juga. Berlaku juga buat anak- anak. Berisiko fatal kalau kena Covid-19.  D- Dimmer Zufar sampai 1050. Dan, CRP mencapai 60," sambungnya.

Di tayangan YouTubenya, Rahma membagi  beberapa tips yang dirangkum secara sistematis.

Harus Vaksin

Rahma dan suami selesai vaksin dosis kedua, 8 April. Terpapar Covid 5 Juli. Semula ia gagal paham. Mengira  karena vaksin itu membuat virus mudah menyerangnya. Seperti yang dikeluhkan beberapa orang.

"Saya ralat sekarang. Justru karena sudah vaksin gejala yang kami alami ringan," ucapnya.

Yang kedua, dia mengingatkan, biarpun sudah vaksin orang harus tetap menaati protokol kesehatan. Pakai masker, jaga jarak, dan sering cuci tangan.

Ketiga, jangan sembarangan mengisolasi diri sendiri tanpa pengawasan dokter.  Tepatnya, jangan sekali- kali mengobati diri sendiri. Begitu merasakan gejala segera ke dokter.

Keempat, jangan lalai, biarpun berada di rumah sendiri. Sebab, rumah sudah menjadi sumber penularan. Ditularkan pembantu, supir, tukang kebun, dan bisa juga pengantar kiriman online.

Kelima, jangan lupa berdoa minta keselamatan dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Penyembuh. Selama terpapar dia tidak berhenti membaca doa yang dibaca Nabi Yunus ketika terpernangkap di perut ikan.

Rahma mengatakan tips-tips yang dia sampaikan hanya ikhtiar manusia. Tuhan jualah yang punya keputusan mutlak.

Supir Sumber Penularan

Setelah tracing, dia memastikan sumber penularan di keluarganya, dari supir. Itu pun dia ketahui tanpa sengaja. Supir itu menolak ketika disuruh swab PCR juga. Swab Antigen pun tak mau.

Kenapa? “Setelah saya desakkan pertanyaan itu, ia mengaku. Dua minggu lalu dia sudah terpapar virus Covid19. Pantas seminggu dia minta izin tidak masuk kerja. Tapi dia bohong. Mengakunya waktu itu  sakit pinggang”.

Supir yang menularkan virus itu ke suaminya. Dari suami ke Rahma, dan seterusnya ke seluruh keluarga.

Sebelum mengalami gejala, Jumat, 2 Juli, Rahma masuk kantor untuk taping wawancara dengan mantan Menteri Kesehatan, DR Siti Fadillah.

Ada empat kru bersama dia hari itu. Setelah tracing, satu kameramen tertular. Kameramen itu memang sempat makan kurma bersama Rahma.

Kameramen kemudian tracing di rumahnya. Istri yang sedang hamil dan anaknya terkonfirmasi positif juga.  

"Masya Allah. Bayangkan satu supir yang lalai menyebabkan rentetan panjang orang yang terpapar virus," sesal Rahma.

Obat apa saja yang dikonsumsi selama terpapar?

"Selain obat-obatan dari resep dokter dan berbagai suplemen dan vitamin, terus terang saya juga minum ivermectim. Karena panik, anak saya yang umur 4 tahun pun saya minumin  juga dengan dosis seperempat tablet. Padahal, itu tidak dianjurkan oleh dokter,” kata Rachma.

“Yang saya tidak kasih minum cuma Zufar, tapi justru dia lah yang sempat kritis," kunci Rahma mengakhiri cerita saat dihubungi Kamis, (12/8) pagi.

Penulis adalah wartawan senior dan Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat




Pemerintah Korea Selatan Tawarkan Kerja Sama Sektor Pertanian untuk Capai Swasembada Pangan Indonesia

Sebelumnya

Ketum JMSI Teguh Santosa Ajak Masyarakat Pers Kawal Kebijakan Prabowo tentang Food Sovereignty dan Good Neighbour

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News