Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

TAKUT jarum suntik ternyata bukan monopoli anak kecil.

Journal of Advanced Nursing pada tahun 2019 menyebutkan bahwa sekitar 25% orang dewasa di Amerika Serikat takut dengan jarum—yang banyak digunakan dalam prosedur medis paling umum dan vital, termasuk vaksinasi. Dari angka itu, sebanyak 16%-nya menghindari vaksin karena takut disuntik.

Banyak pula yang bahkan terus menunda untuk berkonsultasi ke dokter akibat ketakutan dengan jarum suntik.

Disadari atau tidak, rasa takut jarum suntik itu bisa berdampak besar bagi kita meskipun tingkatan rasa takut dan kecemasan berbeda antara individu.

Hal mendasar yang harus dipahami adalah tidak semua orang yang merasa ngeri akan jarum (dalam hal ini jarum suntik) memiliki fobia terhadap jarum. Ketakutan dan fobia adalah dua hal yang berbeda.

Ketakutan adalah sesuatu yang harus dihadapi setiap orang. Adalah normal dan alami untuk merasa cemas terhadap beberapa terhadap hal-hal tertentu, terutama jika itu berkaitan dengan jarum besar yang akan masuk ke kulit kita.

Ketakutan seringkali dibangun dari pengalaman yang beralasan, misalnya seseorang yang takut disuntik karena rasa sakit yang ditimbulkan saat penyuntikan.

Sedangkan fobia secara teknis merupakan sebuah gangguan kecemasan yang ditandai gejala dan perasaan yang jauh lebih ekstrem.

Fobia terjadi bila seseorang mempunyai perasaan berbahaya yang berlebihan akan suatu situasi atau objek tertentu. Orang dengan fobia merasa sangat cemas hanya dengan membayangkan sebuah jarum suntik atau mengalami serangan panik saat menyentuh atau hanya melihat jarum.

Fobia jarum suntik disebut trypanophobia.

Mengenali Trypanophobia & Gejalanya

Tidak ada alasan spesifik yang bisa menjelaskan fobia seseorang. Kita pun seringkali tidak menyadari jika kita ternyata mempunyai fobia.

Secara umum, fobia dipercaya muncul dari pengalaman traumatik atau perilaku yang dijalani pada masa kecil. Namun banyak juga yang mengatakan fobia jarum suntik bersifat genetik dan diwariskan sejak seseorang dilahirkan.

Selain karena ketakutan dan ketidaksukaan yang umum terhadap jarum suntik, ada beberapa gejala spesifik yang menjadi indikasi fobia, yaitu serangan panik, mual, berkeringat, jantung berdebar (kerja jantung kuat, cepat, dan tidak teratur), serta pingsan (disebabkan turunnya tekanan darah saat melihat darah atau merasa nyeri akibat jarum suntik).

Kita harus segera mencari bantuan jika ketakutan dan fobia jarum suntik sudah mengakibatkan hal-hal berikut ini dalam kehidupan kita:
•    Mengurangi kualitas hidup. Jika kita mengalami sulit tidur atau kekhawatiran yang terus-menerus terjadi selama beberapa hari bahkan beberapa minggu sebelum jadwal bertemu dokter, hal itu tentu mengurangi kualitas hidup kita.
•    Menjauhi pengobatan yang dibutuhkan. Jika kita terus menghindari tes atau prosedur medis yang berhubungan dengan jarum suntik, bisa menyebabkan kondisi kita akan sulit ditangani dan memburuk. Misalnya jika kita mempunyai diabetes namun menghindari tes darah, itu bisa berujung pada kematian. Begitu juga ketika menolak untuk divaksinasi, kita membuat diri kita berisiko menderita banyak penyakit dan kondisi yang sebenarnya bisa dihindari.
•    Menghindari pemeriksaan medis rutin. Menghindari pertemuan dengan dokter karena ketakutan terhadap jarum suntik sungguh membahayakan. Kita membuat diri berisiko sakit dan bisa menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa.

Apabila mengalami beberapa gejala di atas dan gejala lainnya, kita harus segera mencari pertolongan. Kita bisa segera berkonsultasi ke dokter.

Trypanophobia sejatinya bisa dikendalikan. Sekali pun mungkin tidak bisa hilang sepenuhnya, kita harus berusaha mengobatinya—seperti dilansir WebMD.

Di masa pandemi ini, vaksinasi menjadi salah satu amunisi yang harus dimiliki setiap orang untuk meminimalkan risiko penyakit berat yang disebabkan Covid-19. Vaksinasi adalah cara menuju herd immunity yang diharapkan dapat menjadi titik tolak berjalannya new normal.

Untuk diketahui, data vaksinasi Covid-19 dalam covid19.go.id per 13 Agustus 2021 menunjukkan jumlah masyarakat yang sudah mendapat vaksin dosis kedua sebanyak 27.228.923 orang sedangkan masyarakat yang sudah mendapat vaksin dosis pertama sebanyak 53.212.350 orang.

Kita mungkin saja menyimpan ketakutan bahkan fobia terhadap jarum suntik. Tapi mengingat kondisi darurat pandemi saat ini, kita seharusnya termotivasi untuk 'menjungkirbalikkan' keadaan: menjadi pemberani—setidaknya untuk dua kali vaksinasi Covid-19.

Kita harus fokus pada urgensi vaksinasi yang tak hanya melindungi diri sendiri tapi juga melindungi orang-orang yang kita sayangi. Dengan vaksin dan protokol kesehatan, akan lebih cepat bagi kita untuk mengakhiri kondisi pandemi yang sudah sedemikian menyiksa umat manusia.

Pengalaman dua kali vaksinasi mudah-mudahan dapat mengurangi rasa takut kita terhadap jarum suntik.

Bersiap Untuk Divaksin

Masih takut divaksin? Beberapa tips berikut bisa dilakukan demi menyukseskan program vaksinasi Covid-19 di Tanah Air.




Pengaruh Pola Makan Seimbang terhadap Kesehatan Tulang Remaja

Sebelumnya

Pengendalian Rokok untuk Melindungi Kesehatan Paru-Paru

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health