Idik Sulaeman Nataatmaja/Net
Idik Sulaeman Nataatmaja/Net
KOMENTAR

PASUKAN Pengibar Bendera Pusaka, atau yang disingkat Paskibraka, memiliki agenda krusial tiap tahunnya di tanggal 17 Agustus. Mereka memiliki tanggung jawab besar dalam menjalankan prosesi pengibaran bendera pusaka di Istana Negara.

Tidak hanya fisik dan mental yang harus disiapkan agar bisa tampil prima, tentu atribut seragam Paskibraka juga menjadi faktor penting yang membuat penampilan Paskibraka menjadi semakin apik.

Pernahkah terpikir olehmu siapa sosok di balik atribut seragam yang dikenakan anggota paskibraka?

Sosok tersebut adalah Idik Sulaeman Nataatmaja, pria kelahiran Kuningan, Jawa Barat pada 20 Juli 1933. Ia merupakan seorang lulusan jurusan seni rupa Ilmu Teknik Institut Teknologi Bandung, yang kemudian memulai kariernya di Balai Penelitian Tekstil pada tahun 1960-1964.

Ia pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pengembangan dan Latihan di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud). Pada masa itulah seorang Idik Sulaeman turut berkontribusi dalam pembentukan Paskibraka.

Dialah yang mencetuskan ide nama Paskibraka. Idik Sulaeman juga menciptakan seluruh atribut yang sampai sekarang dapat dilihat dalam seragam Paskibraka. Atribut itu mulai dari pakaian seragam, sampai Lambang Anggota Paskibraka, Lambang Korps Paskibraka, Tanda Pengukuhan berupa lencana Merah-Putih Garuda (MPG), juga Kendit Kecakapan.

Idik Sulaeman kemudian diangkat menjadi Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Pembinaan Kegiatan di Direktorat Pembinaan Generasi Muda (Ditbinmud). Ia juga menjadi komandan dalam latihan Paskibraka selama tiga tahun sejak 1977-1979.

Dengan latar belakang pendidikan seni rupa dan pengalaman di bidang tekstil, Idik dipercaya untuk menciptakan desain seragam sekolah yang hingga kini masih kita kenakan yaitu SD putih-merah, SMP putih-biru, SMA putih-abu, dengan lambang Sekolah Dasar, dan lambang OSIS yang melekat pada saku kiri seragam sekolah.

Ia juga yang membentuk kelompok pengibar bendera untuk sekolah-sekolah dan menggerakkan organisasi siswa intra sekolah (OSIS).

Dunia pendidikan tak bisa dilepaskan dari sosok Idik Sulaeman. Ia telah banyak berkontribusi sepanjang hayatnya.

Idik Sulaeman meninggal di Jakarta pada 4 april 2013 dalam usia 79 tahun. Sudah sepatutnya kita menghargai jasa-jasa beliau untuk bangsa Indonesia.

Pasukan Pengibar Bendera Pusaka

Jika Idik Sulaeman berkontribusi pada atribut Paskibraka, maka nama Husein Mutahar (biasa disingkat H. Mutahar) merupakan sosok penting dalam penyelenggaraan upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI dan pengibaran Sang Saka Merah Putih.

Bangsa Indonesia lebih mengenal H. Mutahar sebagai komposer lagu-lagu nasional, termasuk Hari Merdeka yang selalu membahana setiap tanggal 17 Agustus. Juga Hymne Pramuka. Ia juga seorang diplomat dan pernah menjadi Duta Besar RI di Vatikan (1969-1973).

Dalam Komunikasi dan Edukasi di Museum Istana Kepresidenan Jakarta (2010), Kukuh Pamuji menjelaskan bahwa H. Mutahar diperintahkan oleh Presiden Soekarno untuk menyusun acara upacara peringatan proklamasi RI pertama (1946) termasuk di dalamnya pengibaran Sang Saka Merah Putih.

Perintah tersebut membuat Mutahar berpikir sangat keras untuk menjadikan upacara peringatan kemerdekaan menjadi acara yang berkesan sepanjang masa.

H. Mutahar lalu mendapat ide untuk merekrut setidaknya lima anak muda untuk menjadi petugas pengibar bendera pusaka. Lima orang menyimbolkan lima sila Pancasila sebagai dasar negara. Sekaligus memperkuat semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang mewakili keberagaman yang membentuk Indonesia.

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga RI tentang Penyelenggaraan Kegiatan Paskibraka, diketahui bahwa salah satu alasan diusulkannya pengibaran bendera dilaksanakan anak muda adalah untuk menumbuhkan rasa persatuan bangsa.

Karena upacara dilaksanakan di Yogyakarta, Mutahar memilih lima pemuda yang tinggal di sana untuk mengibarkan bendera.

Kemudian di tahun 1967, Presiden Soeharto juga meminta H. Mutahar mengatur upacara peringatan kemerdekaan. Mutahar mengusulkan tiga tim pengibar bendera yang terdiri dari pengiring, pembawa, dan pengawal Sang Saka. Mereka adalah siswa dan siswi SMA dari 26 provinsi di Tanah Air. Mereka disebut Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).




Tradisi dan Inovasi: Perjalanan 62 Tahun Viva Cosmetics di Dunia Kecantikan

Sebelumnya

Preppy Look Menggemaskan ala Michelle Ziudith

Berikutnya

KOMENTAR ANDA