TERKAIT dengan rezeki, ada sebagian orang yang merasa rezekinya kok sempit sekali, belum akhir bulan keuangan rumah tangga sudah kolaps. Sabagian lagi merasa rezekinya melimpah, tetapi kok tidak berkah, cepat datangnya dan lebih cepat lagi habisnya.
Sebagian besar manusia menghabiskan hidup mereka mengejar-ngejar rezeki; pergi gelap pulang gelap, terkadang sampai tak pulang-pulang berbilang bulan hingga tahun.
Namun, jangan kaget ya kalau di antara orang yang justru dikejar-kejar oleh rezeki. Kehidupan mereka tidak berkekurangan, rezekinya mengalir deras dan disertai keberkahan yang menakjubkan.
Tidak ada yang perlu ditutup-tutupi terkait hal ini, karena Al-Qur’an yang telah menjelaskan rahasia agar kita dikejar oleh rezeki.
Pertama, jaminan rezeki
Dengan adanya jaminan, maka orang-orang pun menjadi tenang hatinya. Manusia tidak perlu pontang-panting mengejar rezeki apabila memahami setiap makhluk telah diberi jaminan oleh Tuhan.
Tidak ada yang perlu ditakutkan dengan rezeki selama kita yakin dengan jaminan dari Allah Swt. Jangankan manusia, binatang melata pun mendapatkan jaminan itu.
Bukankah cicak tidak bersayap, tetapi makanannya adalah nyamuk yang jago terbang. Toh, atas jaminan dari Tuhan cicak tetap mendapatkan jatah rezekinya, malah rezeki itu yang mengejarnya.
Seperti yang disebutkan pada surat Hud ayat 6, yang artinya, “Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya.”
Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah menguraikan, kata dhabbah (dalam ayat di atas) berarti bergerak dan merangkak. Rezeki yang dijamin Allah itu menuntut setiap dhabbah untuk memfungsikan dirinya sebagaimana namanya, yakni bergerak dan merangkak, yakni tidak tinggal diam menanti rezeki tetapi agar mereka harus bergerak guna memeroleh rezeki yang disediakan Allah itu.
Kedua, usahamu adalah rezekimu
Sebagaimana tertera pada surat An-Najm ayat 39, yang artinya, “Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya.”
Rezeki yang diperoleh berbanding lurus dengan usaha yang diperjuangkan. Dari itu, fokuslah dengan usaha yang terbaik, kemudian biarkan rezeki itu datang dengan cara terbaiknya.
Ketiga, rezeki asalnya istighfar
Hakikat istighfar adalah memohon ampunan dari Allah Swt., dan istighfar pula yang menjadi pembuka pintu rezeki. Karena istighfar adalah cara mudah dalam membuka rezeki, amat disayangkan jika manusia mengabaikannya.
Dengan cukup detail Al-Qur’an menerangkan luasnya rezeki bagi yang beristighfar, seperti tercantum pada surat Nuh ayat 10-12, yang artinya, “Maka aku berkata (kepada mereka), ‘Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sungguh, Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu.”
Keempat, puncak rezeki adalah syukur
Kendati telah mendapat rezeki, masih saja manusia ingin mendapatkannya lagi bertambah-tambah. Hal ini tidaklah salah, mengingat Allah telah menjanjikan nikmat yang bertambah-tambah itu, bahkan caranya pun dibocorkan, yakni dengan syukur.
Sebagaimana tercantum pada surat Ibrahim ayat 7, yang artinya, “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”
Kelima, rezeki orang menikah
Ini kejutan luar biasa yang merupakan janji Allah, yaitu akan melimpahkan rezeki bagi mereka yang menikah. Ini memang teramat indah, menikah itu berpahala dan dapat membuat kaya.
Surat An-Nur ayat 32, yang artinya, “Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya.”
Keenam, rezeki yang tak disangka
Manusia itu suka kejutan yang manis. Dan Allah menjanjikan kejutan limpahan rezeki yang tidak disangka-sangka datangnya. Nah, jalur inilah hendaknya menjadi pintu rezeki yang kita harapkan, caranya dengan bertawakal.
KOMENTAR ANDA