Rohana Abdullah (22) bersama ibu angkatnya, Chee Hoi Lan yang mengasuh dirinya sejak bayi serta menjaga keislamannya/ Net
Rohana Abdullah (22) bersama ibu angkatnya, Chee Hoi Lan yang mengasuh dirinya sejak bayi serta menjaga keislamannya/ Net
KOMENTAR

TUH KAN! Ada juga gunanya suatu konten diviralkan. Viral itu juga banyak sisi positifnya, kok! Ya, tergantung bagaimana kita mengelolanya.

Dan dunia maya pun gempar akibat betapa viralnya kemalangan Rohana Abdullah. Putri TKI (Tenaga Kerja Indonesia) itu ditinggal ibunya ketika masih jabang bayi, ketika itu usianya dua bulan. Ibunya mudik ke Indonesia, ayahnya tidak jelas rimbanya. Sendirian bayi malang itu mengadu nasib di negeri rantau Malaysia.

Tanpa terasa 22 tahun sudah usianya, kini Rohana tumbuh sebagai gadis manis. Selama itu pula keperihan merajam hidupnya akibat tidak punya kewarganegaraan. Berbagai hak-hak mendasar tidak diperolehnya. Alangkah beratnya dan lamanya derita mesti ditanggungnya, dan terlalu perih bagi anak sekecil itu.

Kita dapat maklum, hidup tanpa status sama artinya warga ilegal. Begitu ada kejadian buruk menimpanya, tidak akan ada payung hukum yang melindungi. Rohana tidak akan mampu menjawab pertanyaan, “Memangnya kamu siapa?”

Hak-hak asasi sebagai manusia tidak dapat diperolehnya. Bahkan Rohana kandas di dunia pendidikan, karena tidak lengkapnya dokumen. Malang sekali nasibmu, Nak!

Singkat kata, Rohana telah melalui tragedi kemanusiaan.

Terpujilah sikap pemerintah Indonesia maupun pemerintah Malaysia dalam menyikapi kasus ini. Biasanya kalau ada masalah dengan negeri jiran, sering berujung heboh-heboh, saling lempar tanggung jawab yang ujungnya memanaskan hubungan.

Kini kasus yang panas ini malah menjadi adem ayem. Karena tidak ada pihak yang saling menyalahkan, semua pihak berlomba ingin bertanggungjawab. Moga-moga ke depannya kedua negara sering-sering saja bersikap sejuk begini, amin.

Pemerintah Indonesia siap memberikan kewarganegaraan kepada Rohana Abdullah. KTP Indonesia sudah siap menyambut kepulangannya ke pangkuan ibu pertiwi. Akan tetapi Rohana telah dewasa, kita tinggal menunggu apa yang jadi pilihan hidupnya. Sejauh ini cukup bijak gerak sigap pemerintah Indonesia.

Terpujilah sikap pemerintah Malaysia, perdana mentrinya langsung turun tangan mengatasi tragedi kemanusiaan ini. Status kewarganegaraan Malaysia pun siap menyambutnya. Rohana tinggal pilih, negera jiran tidak dapat tutup mata atas kemalangan dirinya.

Dulunya, ibu kandung Rohana bekerja jadi tukang bersih-bersih di taman kanak-kanak, di Malaysia tentunya. Jelas dia bukanlah orang yang berkecukupan. Tidak bisalah dia sering-sering mengunjungi putri tercinta dari Indonesia ke Malaysia. Meski kerinduan itu amatlah berat. Berat diongkos, Sis!

Dia tidak dapat disalahkan. Pertama kalinya, ia datang secara resmi ke Malaysia seorang diri. Kalau pulang bawa orok tanpa dokumen sah, salah-salah dia malah dibui, dituduh mencuri bayi.

Dalam keterbatasannya, ibu kandung masih sempat berkunjung ke negeri jiran. Ia masih berpesan agar putrinya tetap menjadi muslimah sejati, tidak pindah agama. Hingga kini, harapannya itu tampaknya berujung manis, bersama manisnya hijab yang membaluti putri cantiknya.

Terpujilah ibu asuh Rohana, namanya Chee Hoi Lan. Perempuan etnis Tionghoa yang kini berumur 83 tahun itulah yang mengasuh sepenuh kasih. Cinta nan tulus membuatnya menjaga Rohana dalam keislamannya. Hingga kini Rohana setia berhijab, dan sempat mencicipi pendidikan keislaman. Ibu angkat itu pula yang menyediakan makanan halal.

Terpujilah manusia yang memanusiakan orang lain, meski berbeda ras, suku atau pun agama. Terima kasih Chee Hoi Lan! Engkau telah meneladani langkah cinta yang pernah dilakukan oleh Rasulullah.

Zaid bin Haritsah hanyalah budak belia, yang juga berkulit gelap. Namun, status budak tidaklah membuat hidupnya merana. Nabi Muhammad menjadikannya anak angkat. Dia mendapatkan kasih sayang terbaik, hingga orang-orang menyebutnya Zaid bin Muhammad, atau Zaid putranya Rasulullah.

Pengasuhan Nabi Muhammad menjadikan budak mungil itu panglima terpandang di dunia.
Semoga makin banyak manusia yang meneladani langkah cinta yang diteladankan oleh Rasulullah.

Sekali lagi, terima kasih Chee Hoi Lan!

Nah, dari hingar-bingar kasus Rohana, tidakkah terasa ada yang ganjil?

Kok ada yang kurang ya?

Negara sudah hadir. Ibu kandung sudah hadir. Ibu angkat sudah hadir. Netizen bukan hadir lagi, malah lagi heboh-hebohnya. Lha, kok ayahnya belum hadir? Setiap anak lahir ada ayahnya kan?

Aparat Malaysia sedang sibuk-sibuknya mencari ayah kandung Rohana, karena dia memang warga negara Malaysia. Tapi kok tega ya melantarkan anaknya sejak bayi? Dia harus tanggung jawab.

Setidaknya turut mengurus status resmi kewarganegaraan putrinya.




Menyongsong Resesi 2025 dengan Ketenangan Batin

Sebelumnya

Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur