KOMENTAR

TANGGAL 4 Februari setiap tahun diperingati sebagai World Cancer Day (WCD) atau Hari Kanker Sedunia.

Kesadaran kanker menjadi sangat penting di abad ke-21. Meskipun semakin banyak kemajuan dalam pemahaman, diagnosis, dan pengobatan kanker—yang seharusnya berkontribusi pada penurunan penyakit, nyatanya jumlah kasus kanker secara global terus meningkat setiap tahun.

Sebagai perbandingan, American Cancer Society mencatat bahwa pada tahun 2020 diperkirakan ada 1,8 juta kasus baru kanker terdiagnosis dan 606.520 kematian akibat kanker.

Kemudian di tahun 2021, diperkirakan ada 1,9 juta kasus baru kanker terdiagnosis dan 608.570 kematian akibat kanker di seluruh penjuru Amerika Serikat.

Sementara itu di Indonesia, data Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari World Health Organization (WHO) mencatat total kasus baru kanker di Indonesia pada tahun 2018 sebanyak 348.809 kasus dan 207.210 kematian akibat kanker.

Kemudian pada tahun 2020, angka tersebut naik mencapai 396.914 kasus kanker baru dan 234.511 kematian akibat kanker.

Jika angka kasus kanker terus tumbuh, WHO memperkirakan jumlah kematian di seluruh dunia akibat kanker akan meningkat lebih dari 16,3 juta jiwa pada tahun 2040. Namun demikian, WHO juga menyatakan bahwa 40 persen kematian akibat kanker dapat dicegah.

Karena itulah kesadaran akan pencegahan kanker menjadi fokus utama dari organisasi kanker dan organisasi kesehatan di seluruh dunia. Hari Kanker Sedunia menjadi sebuah penegasan tahunan untuk menyadarkan masyarakat global tentang pentingnya fokus utama tersebut.

Asal Usul Hari Kanker Sedunia

Dilansir worldcancerday.org, ide Hari Kanker Sedunia lahir pada tanggal 4 Februari 2000 dalam KTT Dunia Melawan Kanker untuk Milenium Baru di Paris.

Piagam Paris bertujuan untuk mempromosikan penelitian, mencegah kanker, meningkatkan pelayanan pasien, meningkatkan kesadaran dan memobilisasi komunitas global untuk membuat kemajuan melawan kanker, dan termasuk mengadopsi Hari Kanker Sedunia.

Dalam KTT tersebut, para pemimpin lembaga pemerintahan dan organisasi kanker seluruh dunia menandatangani Piagam Paris Melawan Kanker, sebuah dokumen berisi 10 artikel yang menguraikan komitmen global kooperatif untuk meningkatkan kualitas hidup pasien kanker, juga melanjutkan investasi terkait penelitian kanker, pencegahan, serta pengobatannya.

Pasal X piagam tersebut secara resmi menyatakan 4 Februari sebagai Hari Kanker Sedunia. Dengan demikian, Piagam Paris diharapkan akan berada di hati dan pikiran masyarakat dunia setiap tahun.

Hari Kanker Sedunia merupakan inisiatif pemersatu global yang dipimpin Union for International Cancer Control (UICC). Dengan mendorong tindakan pribadi, kolektif, dan pemerintah, semua orang diharapkan bekerja sama untuk mencegah jutaan kematian serta menyediakan jalan ke akses pengobatan dan perawatan kanker bagi siapa pun yang membutuhkan.

Hari Kanker Sedunia berkembang menjadi gerakan positif untuk menghadapi salah satu tantangan terbesar dalam sejarah umat manusia.

Setiap tahun, ratusan kegiatan berlangsung di seluruh dunia, mengumpulkan komunitas, organisasi, dan individu di sekolah, kantor, rumah sakit, aula, taman, jalan-jalan, hingga tempat ibadah. Hal itu hendaknya menjadi pengingat bahwa masing-masing kita punya peran untuk dimainkan dalam mengurangi dampak global kanker.

Di satu sisi, kita hidup di zaman dengan berbagai kemajuan menakjubkan dalam pencegahan, diagnosis, dan pengobatan kanker. Namun di sisi lain, banyak pula di antara kita yang menghadapi berbagai hambatan untuk mendapat akses perawatan kanker.

Hambatan itu datang dari pendapatan, pendidikan, lokasi geografis, dan diskriminasi berdasarkan etnis, jenis kelamin, orientasi seksual, usia, disabilitas, hingga gaya hidup.

Karena itulah tema World Cancer Day tahun ini "Close the CareGap" bertujuan meningkatkan kesadaran akan maraknya kesenjangan yang mempengaruhi orang banyak bahkan menelan korban jiwa, baik di negara kaya maupun negara miskin.

UICC merupakan organisasi kanker internasional terbesar dan tertua yang didedikasikan untuk menyatukan komunitas kanker demi mengurangi beban kanker global.

Dengan Hari Kanker Sedunia, kita percaya bahwa akses kepada diagnosis, pengobatan, dan perawatan kanker yang menyelamatkan jiwa harus adil untuk semua orang. Tanpa memandang status sosial ekonomi, etnis, atau jenis kelamin.

Kita pun percaya bahwa pemerintah harus bertanggung jawab terkait kebijakan, undang-undang, juga investasi dan inovasi bidang medis untuk mempercepat kemajuan. Dengan bergerak bersama, kita dapat menciptakan perubahan.

Kanker Payudara Bisa Sembuh

Merujuk data Globocan tentang jumlah kasus baru kanker di Indonesia tahun 2020 sebanyak 396.914 kasus, berikut ini adalah tiga kanker yang menyumbangkan angka kasus baru tertinggi.




Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Sebelumnya

Timnas Indonesia Raih Kemenangan 2-0 atas Arab Saudi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News