Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

Ini sering terjadi, apalagi ketika ibu atau ayah marah terhadap pasangannya masing-masing. Tak jarang anak yang kerap menjadi korban pelampiasan.

Di sini orangtua merasa berhak untuk marah, bahkan berperilaku kasar kepada anak.

Jika demikian, hati anak akan terluka dan bisa saja mereka menganggap kekerasan itu adalah hal yang wajar. Jangan salahkan jika besar nanti anak akan berperilaku sama dengan yang diterimanya saat ini.

7. Selalu menyalahkan

Anak tempatnya salah, tidak ada yang benar dari diri anak. Selalu saja melakukan kesalahan.

Padahal, ada kelebihan pada diri anak yang jika ditonjolkan bisa membuat bangga orangtua. Hanya saja mereka tidak memiliki kesempatan untuk membuktikannya.

8. Merasa paling tahu

Orangtua memang lebih dulu hadir di bumi ini daripada anak. Namun itu tidak berarti bahwa orangtua adalah yang paling tahu dan paling benar.

Ada baiknya untuk beberapa hal orangtua menempatkan diri sejajar dengan anak, sebagai teman atau sebagai sahabat. Sebab ada kalanya orangtua juga perlu mendengar informasi terkini dari anak.

9. Khawatir berlebihan

Ada banyak faktor yang menentukan masa depan anak, tapi jangan jadikan itu sebagai sesuatu kekhawatiran yang berlebihan. Alih-alih ingin memberikan yang terbaik untuk masa depan anak, orangtua justru menjadi over protective atau justru memanjakannya.

Pola asuh anak orangtua saat ini memang tidak bisa disamakan dengan pola asuh orangtua dahulu. Traumatik yang ditinggalkan akibat pola asuh yang salah, sebaiknya dijadikan sebagai pemicu untuk bisa memberikan yang lebih baik lagi untuk anak-anak. Seperti dikutip dari laman@sahabat.parenting.

Jadi, benahi pola asuh anak dari sekarang agar masa depan anak lebih baik lagi.




Mengajarkan Anak Usia SD Mengelola Emosi, Ini Caranya

Sebelumnya

Jadikan Anak Cerdas Berinternet Agar Tak Mudah Tertipu Hoaks

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting