AKHIRNYA secara terbuka Presiden Chechnya, Ramzan Kadyrov mengumumkan pasukannya turut serta bersama Rusia menyerbu Ukraina. Maka dunia pun dapat menyaksikan parade tentara-tentara Chechen nan tampan rupawan, yang membuat mata kaum hawa menjadi segar melihatnya.
Lha, bukannya Chechnya negara mayoritas muslim, kok jadi ikutan sama Rusia? Bukankah Chechnya pernah terlibat perang dahsyat versus Rusia dahulu kala? Mengapa kini malah begitu dekat laksana sahabat?
Jalan ceritanya cukup panjang dan unik, bahkan kemudian dapat pula menggambarkan pola hubungan mesra yang dibangun Putin dengan umat Islam.
Dalam perang Chechnya edisi pertama dari tahun 1994 sampai 1996, pasukan Rusia kalah total dipukul mundur oleh laskar etnis Chechen yang tampan pemberani. Namun, ketika itu Putin belum menjabat di negara Rusia.
Ceritanya jadi berubah di perang Chechnya ke dua tahun 1999, dimana pertempuran brutal membuat ribuan orang mati. Meski Vladimir Putin masih pemula di jabatan perdana mentri Rusia, tetapi perang itu diakhirinya dengan cara yang mencengangkan, di mana Putin merangkul mufti muslim Ahmad Kadyrov, ayah dari presiden Chechnya sekarang.
Bagaimana caranya? Putin memperbolehkan berdirinya negara dalam negara, sesuatu yang masih teramat tabu bagi banyak negara lain di dunia. Namun, Putin memilih cara yang ganjil sekaligus berisiko ini demi mencegah perang berkepanjangan.
Maka berdirilah Republik Chechnya yang mayoritas muslim, tetapi tetap berada dalam naungan negara federasi Rusia. Putin memberi kesempatan bagi Republik Chechnya menjalankan pemerintahannya sendiri, menjalankan tradisi keislaman dengan bebas, bahkan memiliki militer yang tangguh pula. Dan tak kalah penting, Putin membantu pembangunan Chechnya yang sebelumnya remuk akibat perang.
Konsep negara dalam negara tidak membuat Chechnya memberontak, karena Rusia memberikan perlindungan dan juga sokongan penuh dalam kesejahteraan. Dengan cara berbaik-baik ini, alih-alih memberontak, Presiden Chechnya, Ramzan Kadyrov menunjukkan loyalitas pada Putin.
Tidak dapat dipungkiri, faktor kedekatan hubungan politis antara Chechnya dan Rusia atau kemesraan Presiden Ramzan Kadyrov dengan Presiden Vladimir Putin yang turut mendorong ikut sertanya militer Chechen di perang Ukraina.
Selain itu, selaku negara dengan mayoritas muslim, orang-orang Chechnya juga memahami sepak terjang Amerika Serikat yang memporak-porandakan Irak, Syiria, dan Afghanistan, yaitu negara-negara dengan penduduk mayoritas muslim. Dengan demikian termotivasilah Chechnya ikut bertempur di Ukraina, sebelum negara itu dijadikan pangkalan militer NATO yang dikomandani Amerika.
Apabila ingin lebih diperluas lagi, akan makin menarik dikaji kemesraan yang terus dibina Putin dengan dunia Islam. Apa saja sepak terjang Vladimir Putin? Berikut ini di antaranya:
Presiden Vladimir Putin dengan bangga meresmikan Masjid Agung Moskwa atau Moskovskiy Soborniy Mecet tahun 2015. Dia mengakui muslimin sebagai bagian penting dari Rusia, karena kini 15 persen penduduk negeri itu menganut Islam. Kehadiran Putin itu meresmikan salah satu masjid terbesar di dunia menuai banyak pujian. Ini terjadi di Rusia, lho!
Khabib Nurmagomedov pernah viral ketika menjadi imam shalat berjamaah, menjelang detik-detik dirinya bertarung di UFC (Ultimate Fighting Championship). Khabib memang seorang atlet tarung bebas profesional yang meraih juara UFC dengan rekor menakjubkan di jagad raya ini.
Berikutnya, adala lagi yang viral, tatkala Putin menyempatkan diri menelpon untuk mengucapkan selamat kepada Khabib. Bahkan petarung asal Dagestan, Rusia itu diundang untuk bertemu muka oleh Putin.
Menariknya foto pertemuan keduanya terlihat cukup elegan. Cara duduknya Putin santai-santai saja, tidak formal dan tidak pula meninggi. Dari gayanya seolah Putin memposisikan dirinya sahabat dekat Khabib. Pertemuan ini menaikkan citra Putin karena mendekati idola olahraga dunia, khususnya kalangan muslimin.
Puncaknya, dalam video yang beredar kemana-mana, suatu ketika Putin diwawancarai lalu dilontarkan pertanyaan yang mengejutkan, “Umat Islam terus berkembang di Rusia, bagaimana Anda mengawasinya?”
Jawaban Putin member kesejukan, dia tidak melihat umat Islam sebagai ancaman, dari itu tidak perlu diawasi. Karena menurutnya Amerika Serikat setelah perang dingin membutuhkan musuh baru demi memanaskan mesin perangnya, dan umat Islam yang menjadi sasaran. Label teroris yang disematkan kepada umat Islam, menurut Putin tidak terlepas dari ulah Amerika.
Kini, silahkan tanya para mahasiswa Indonesia yang studi di Rusia, yang akan bangga mengajak kita ke masjid-masjid yang bertebaran di negara itu. Di Rusia pula muslimah berhijab bebas kemana-mana.
Sedangkan berita yang berhembus di Amerika masih berkelindan dengan panasnya aroma Islamfobia, tak jarang masjid diserang, atau muslimah berhijab diganggu.
Islam telah menjadi agama terbesar kedua di Rusia setelah Kristen Ortodoks, Putin dibaptis dalam agama ini semasa kecil. Dan perlindungan penuh diberikan oleh Putin bagi pemeluk-pemeluk agama agar hidup dengan harmonis.
Pada beberapa pidatonya, Putin tidak segan-segan mengutip ayat-ayat suci Al-Qur’an. Tetapi ada lagi yang menarik bagi umat Islam dari pribadi Putin!
Jaya Suprana dalam buku Right Or Wrong My Country (2020: 104) menyebutkan, dengan demikian, Putin kembali berkuasa hingga 2024. Pada hari Senin, 19 Maret 2018, hasil sementara dari pemilu yang digelar pada hari Minggu telah keluar. Putin yang maju secara pribadi atau tanpa diusung partai politik meraih 76,58 persen suara. Penantang Putin dari Partai Komunis; Pavel Grudinin, berada di urutan kedua dengan meraih 11,9 persen suara. Selanjutnya, Vladimir Zhirinovsky, pemimpin Partai Liberal Demokratik meraih 6,7 persen suara.
Di sini terlihat, Vladimir Putin sama sekali tidak diusung oleh Partai Komunis. Malahan Partai Komunis yang berupaya menggoyang posisi Putin, tetapi belum banyak berpengaruh mengingat partai ini hanya minoritas di Rusia. Posisi Putin yang berseberangan dengan Partai Komunis Rusia seperti menjadi penarik simpati bagi kalangan muslimin.
Apakah Putin benar-benar tulus bersikap mesra dengan kaum muslimin ataukah ini disebabkan manuver politiknya? Entahlah, hanya Putin yang mengetahui niat di hatinya. Terlepas dari itu semua, Putin telah berupaya menampilkan wajah yang hangat dengan dunia Islam.
KOMENTAR ANDA