Sebagai politikus ulung, langkah-langkah Putin tentunya kental aroma politis. Namun, bila kemesraan yang dibangunnya dengan dunia Islam berdasarkan ketulusan, maka akan diperoleh lebih dari sekadar target politik.
Tidak ada yang benar-benar mengetahui, entah bagaimana kelak hubungan Putin dengan kaum muslimin, apakah makin mesra atau malah retak? Sejarah yang akan menjawabnya.
Dari cara Putin menyelesaikan perang Chechnya, dari kemesraannya terhadap muslim, sebetulnya ada secercah harapan bagi perdamaian. Karena di sana tergambar pribadi Putin masih menginginkan jalan damai.
Hanya saja dari kemesraan hubungan saat ini, terlihat Putin punya potensi untuk diajak bicara baik-baik untuk menjalin hubungan yang hangat. Harapan ini hendaknya menjadi jawaban dari pertumpahan darah yang kini menodai benua biru.
Putin bisa meletuskan perang, tetapi juga mampu bersikap mesra. Dia ahli memukul, tetapi juga mau merangkul. Moga ini menjadi modal bagi Putin untuk mengakhiri kecamuk di Ukraina.
Eropa kini tengah menanggung malu. Benua yang disebut-sebuat demikian modern, tetapi masih melakukan cara purba berupa peperangan. Kini dunia menanti langkah-langkah ajaib Putin, termasuk umat Islam tentunya mengharapkan perdamaian.
KOMENTAR ANDA