Gibah merupakan pilihan orang-orang yang putus asa dengan hidupnya. Tidak berani mengambil risiko untuk meraih kemajuan, akhirnya dia malah menjelek-jelekan pihak lain/ Net
Gibah merupakan pilihan orang-orang yang putus asa dengan hidupnya. Tidak berani mengambil risiko untuk meraih kemajuan, akhirnya dia malah menjelek-jelekan pihak lain/ Net
KOMENTAR

Gibah memang buruk, bahkan terlalu buruk. Akan tetapi keburukan paling buruk dari bencana gibah ini justru melanda pelakunya. Karena urusan gibah ini tidak beres di dunia, melainkan sampai juga di mahkamah akhirat.

Muhammad Ali al-Hasyimi dalam buku Kepribadian Wanita Muslimah (2019: 230) mengungkapkan, Nabi Muhammad memberikan contoh yang sangat baik tentang bagaimana mencabut akar kekejian, kebencian, dan permusuhan dari hati manusia, beliau menjelaskan kepada kaum muslimin bahwa orang yang tak mengendalikan lidahnya dari menggunjing diri, harta dan kehormatan orang lain akan menjadi orang yang muflis (bangkrut di dunia dan akhirat). Permusuhannya dengan orang lain akan menghapus pahala kebaikannya selama di dunia.

Nabi Muhammad bertanya, “Tahukan kalian, siapakah orang muflis itu?”

Para sahabat menjawab, “Orang muflis  di antara kami adalah orang yang tidak punya uang dan tidak juga kekayaan.”

Nabi Muhammad menjelaskan, “Sesungguhnya orang muflis dari kalangan umatku adalah orang yang pada hari kiamat kelak datang dengan membawa amalan salat, puasa dan zakat, tetapi dulu ia suka mencaci si Fulan, menuduh si Fulan, memakan harta si Fulan, menumpahkan darah si Fulan dan memukul si Fulan. Maka kebaikannya akan diberikan sebagian kepada yang ini, sebagian yang itu. Dan bila kebaikannya telah habis sebelum perhitungannya impas, maka dosa-dosa mereka akan diambil dan ditambahkan ke dosa-dosanya sendiri, lalu dicampakanlah ia ke dalam neraka.”

Artinya, para penggibah terpaksa menyerahkan pahalanya kepada orang-orang yang digibahi. Bahkan, jika pahalanya sudah habis ludes, maka sekalian dosa-dosa korban gibah itu yang mesti ditanggungnya. Dengan demikian, para penggibah dijamin bangkrut total di mahkamah akhirat.

Kalau bangkrut di dunia masih ada cara menyelamatkan diri dengan merintis usaha kembali. Lain ceritanya di negeri akhirat, tidak ada lagi kesempatan untuk menyelamatkan diri dari kebangkrutan. Dan malangnya lagi, pelaku gibah mengalami kebangkrutan pahala dan gerbang neraka pun siap menyambut dirinya yang akan terlempar ke jurangnya yang menyala.

Parah kan?




Menyelamatkan Hati dari Rasa Sakit

Sebelumnya

Bangsa Bermental Merdeka

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur