4# Indecision, dipenuhi keraguan dan was-was berlebihan untuk mengambil keputusan.
5# Uncertainty, mirip dengan poin ke-4, mengacu pada ketidakmampuan menemukan solusi saat diminta mengambil keputusan dan kebingungan saat diberi sejumlah opsi.
6# Fixed mindset, gangguan psikologis berupa rasa percaya diri berlebihan, merasa paling hebat, tidak bisa menerima masukan orang lain, tidak mau kalah hingga menghalalkan segala cara untuk menang.
7# No limits, menjadi manusia serba pintar dalam segala hal bisa membuat seseorang tertekan batinnya kaena tidak bisa membagi fokus dan otaknya terlalu 'penuh'.
Cara me-reset diri untuk pulih dari mental block
Ketika gejala mental block mulai terasa, kita bisa menerapkan beberapa keterampilan praktis berikut ini.
1# Membuat jurnal. Menulis, baik dengan pulpen maupun menggunakan laptop adalah sebuah cara mengalirkan kesadaran yang menyegarkan. Sebuah pelepasan yang membuat kita mampu bernapas lega.
Kita bisa menulis semua yang ingin kita lakukan, harapan kita, ketakutan kita, juga segala perasaan kita. Memindahkan kekacauan dan keruwetan dari otak ke atas kertas bisa sangat terapeutik sekaligus membantu kita menemukan asal hambatan mental kita.
2# Fokus pada saat ini. Kita memberikan perhatian penuh terhadap diri kita sekarang. Tidak memikirkan masa lampau apalagi masa depan. Tidak menyesal dan tidak menduga-duga. Ketika kita 'mengambang' (tidak fokus pada saat ini), itu bisa menjadi penghambat mental.
Salah satu teknik mindfulness terbaik adalah meditasi. Tidak harus duduk bersilangan kaki ala praktisi yoga. Kita cukup meluangkan 10 menit untuk duduk tenang, bernapas dalam-dalam, dan menjernihkan pikiran demi menghilangkan ketegangan.
3# Afirmasi dan self-talk positif. Bukan sekadar teori, afirmasi merupakan teknik yang benar-benar terbukti untuk mengubah pola pikir. Kita bisa memilih afirmasi berdaya yang bisa kita ulang setiap saat kita me-reset isi kepala. Tak hanya bisa fokus dan optimis, kita juga bisa menghapus imposter syndrome.
4# Mengganti rutinitas. Ini saatnya untuk melakukan hal-hal dengan cara yang berbeda. Jika bekerja dari rumah, pilihlah spot yang berbeda dari biasanya. Mengganti cat dinding kamar juga bisa menyegarkan pikiran. Sesekali pilihlah jalan berbeda untuk pergi ke kantor. Atau pilih teman yang berbeda untuk menyantap makan siang di restoran yang belum pernah kita datangi.
5# Menggali inspirasi dari orang lain. Kita bisa menemukan kata-kata motivasi yang menggugah hati di internet. Temukan dan resapi dalam-dalam. Kita juga bisa membaca kisah hidup yang sarat perjuangan dari banyak tokoh. Termasuk dalam urusan pekerjaan, kita bisa mencari inspirasi dari hasil karya orang lain, tapi tentu saja bukan menconteknya.
6# Memiliki keterampilan baru. Jika kita menyadari ada satu pengetahuan atau keterampilan yang kita tidak miliki sementara itu sangat diperlukan, segeralah mempelajarinya. Kita bisa mengikuti workshop atau belajar autodidak dari video-video di YouTube.
7# Beristirahat sejenak. Otak dan tubuh adalah mesin yang mesti diatur ulang sesering mungkin. Kita sebaiknya beristirahat, berjalan-jalan, berolahraga ringan, dan menyenangkan diri (me time). Penting untuk focus to-do agar pekerjaan bisa efektif dalam waktu yang efisien. Jangan remehkan waktu istirahat, karena ketika kita kembali segar, kita akan siap melakukan terobosan.
Kartini pasti bisa!
Meskipun semakin banyak perempuan yang tidak lagi merasa tabu untuk membicarakan ihwal kesehatan mental (mental health), sebagian lain masih takut dan malu untuk mengakui dan membuka diri jika mengalami masalah kesehatan mental.
Kita tidak bisa menafikan bahwa perhatian terhadap kesehatan mental masih didominasi perempuan urban. Karena itulah diperlukan edukasi yang tersosialisasi dengan baik ke pelosok-pelosok desa, agar setiap perempuan Indonesia memahami masalah kesehatan mental dan tidak ragu untuk meminta pertolongan saat menghadapi masalah.
Perempuan bisa
Perempuan kuat
Perempuan mulia
Selamat hari Kartini, perempuan Indonesia!
KOMENTAR ANDA