Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

Hamka dalam Tafsir al-Azhar (2020: 463) mengutip, Az-Zamakhsyari pengarang Tafsir al-Kasysyaf mengatakan bahwa ta'tidh atau sindiran ialah menyebut barang sesuatu yang orang dapat memahamkan bahwa yang dimaksud bukan itu! Lalu beliau perbuat sebuah misal tentang seorang yang berhajat mengatakan kepada orang tempat dia berhajat itu, “Saya datang kemari untuk mengucapkan salam kepadamu dan karena ingin memandang wajahmu yang mulia.”

Maka, oleh karena perempuan itu halus perasaannya, dapatlah dia memahami bahwa dia bukan semata-mata datang hendak mengucapkan salam atau menantang wajahnya, melainkan lebih jauh dan dalam dari itu.

Demikianlah di antara contoh dari kalimat sindiran yang ditujukan, ungkapan hendak menyampaikan salam dan memuji dirinya sudah lebih dari cukup menggambarkan niat hati si lelaki, bahwa kelak setelah masa iddah selesai dia siap untuk melamar secara resmi dan tentu menikahinya.

Apabila dirasa tidak mampu merangkai kalimat sindiran yang tepat, maka simpan saja dulu rasa cinta itu di hati, supaya tidak terjadi hal-hal yang mengganggu hingga iddahnya berakhir. Yakinlah Tuhan lebih tahu yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya.     

 




Pantaskah Bagi Allah Anak Perempuan?

Sebelumnya

Betapa Lembutnya Al-Qur’an Menerangkan Surga Adalah Hak Perempuan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tafsir