Dengan ketidakpastian ekonomi yang menggerogoti hampir semua aspek kehidupan, salah satu masalah besar yang dihadapi para pelaku bisnis adalah menurunnya daya beli masyarakat. Omzet menurun tajam meskipun masih ada beberapa pelanggan setia yang membeli kue Violetta's Oven secara rutin.
Mbak Vio memilih untuk bersikap terbuka dengan para pelanggan. Ia menegaskan komitmennya untuk tidak bisa menurunkan kualitas bahan demi menjaga rasa.
"Kami jelaskan harga barang yang naik karena sebagian besar bahan-bahan Violetta's Oven adalah produk impor. Alhamdulillah mereka mengerti," kata Mbak Vio.
Namun di sisi lain, pandemi menghadirkan para konsumen baru. Dengan gencarnya imbauan menjalankan gaya hidup sehat, banyak orang mulai melirik produk Violetta's Oven.
Dengan resep orisinal, penggunaan bahan berkualitas terbaik, rasa yang lezat, dan dibuat langsung oleh Mbak Vio yang merupakan alumnus salah satu sekolah kuliner terbaik di Tanah Air, Indonesia Patisseries School, Violetta's Oven tetap unggul di tengah semakin banyaknya pelaku bisnis makanan sehat serupa.
Kompaknya Tim Violetta's Oven
Sebagai pencipta resep, Mbak Vio memastikan proses baking berjalan sesuai SOP yang ditetapkan. Bersama dua karyawan yang bertugas di dapur, Mbak Vio kemudian memilih untuk fokus pada produksi. Ia bertanggung jawab agar kualitas produk yang sampai ke tangan para pelanggan tidak mengecewakan.
Setelah masyarakat mulai beralih ke masa transisi endemi, Mbak Vio menyadari bahwa Violetta's Oven membutuhkan lebih banyak energi untuk membawa bisnis melesat lebih cepat. Terlebih lagi sejak enam bulan terakhir tahun 2021, tren penjualan kembali melonjak.
Atas dasar pertimbangan itulah, ia kemudian membentuk tim untuk menangani urusan promosi, penjualan, termasuk memanfaatkan digital marketing melalui media sosial dan platform lain.
Menariknya, Mbak Vio memilih talenta-talenta muda yang menurutnya memiliki pemikiran kreatif dan kinerja sigap untuk melejitkan kembali Violetta's Oven selepas pandemi.
Maka bergabunglah Suci Puji Pangesti, putri sulung Mbak Vio yang didapuk sebagai CEO, Putri Cholilah Azza sebagai social media specialist, Maulidisya Aulia Fahmi sebagai graphic designer, dan Sri Kreesna Maharani sebagai photographer. Keempatnya adalah gadis muda berusia 20-an yang tak ragu menyampaikan ide-ide segar mereka untuk mengembangkan Violetta's Oven.
Dengan omzet di kisaran angka 50 juta rupiah per bulan, Suci melihat peluang besar angka tersebut bisa terus bertambah.
"Target terdekat kami adalah launching varian baru yang lebih compact, lebih mudah dibawa pergi ke mana-mana," ujar Suci membocorkan rencana Violetta's Oven kepada Farah.id.
Suci menambahkan bahwa Violetta's Oven tak hanya bisa dinikmati oleh para pelaku diet, penderita diabetes, maupun ABK (anak berkebutuhan khusus).
Masyarakat umum yang ingin mempraktikkan gaya hidup sehat bisa memulainya dengan memperhatikan asupan makanan yang masuk ke tubuh. Salah satunya adalah dengan mengonsumsi makanan bebas gluten dan rendah karbohidrat.
"Di masa pandemi, semakin banyak orang muda yang mengalami obesitas. Karena itulah melalui media sosial, Violetta's Oven mengedukasi masyarakat untuk mengenal gaya hidup sehat melalui makanan. Ini bukan tentang menguruskan badan dan menjadi langsing tapi tentang hidup sehat," kata Suci.
Tentang suka duka berbisnis, Mbak Vio membagikan tips suksesnya.
"Tiga tips sukses ala Violetta's Oven yaitu memahami potensi diri, sabar dan konsisten, serta tahu strategi untuk maju," pungkas Mbak Vio.
KOMENTAR ANDA