ilustrasi/ Net
ilustrasi/ Net
KOMENTAR

Bahkan, saat berbicara dengannya, Rasulullah selalu memanggilnya dengan panggilan, “Wahai ibuku!”

Sesudah menikah dengan Khadijah, Rasulullah memerdekakan Ummu Aiman. Hal ini sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan atas ketulusan dan kebaikannya dalam mendidik beliau.

Sejarah peradaban umat manusia pernah tercoreng karena praktik keji perbudakan. Namun, Nabi Muhammad memanggil seorang perempuan budak dengan sebutan memuliakan, yaitu, “Ibuku!”

Sejak kecil beliau menunjukkan kepada dunia tentang kesetaraan manusia. Sehingga Nabi Muhammad tidak malu mengakui budak yang dihinakan banyak orang di masa itu sebagai ibunya. Sehingga di kemudian hari pun Barakah atau yang kondang dikenal dengan sebutan Ummu Aiman dimerdekakan oleh Rasulullah. Karena penghargaan ini setara dengan pengabdian dan pengorbanannya yang sulit ditandingi oleh manusia lainnya.  

Demikianlah, Nabi Muhammad berada dalam tanggung jawab pengasuhan kakeknya, yang begitu luar biasa mencurahkan cintanya. Sehingga beliau tumbuh sebagai anak yang percaya diri. Dalam kerentaannya, Abdul Muthalib masih mampu menunjukkan makna cinta yang luar biasa.

Namun, sebesar apapun cinta Abdul Muthalib terhadap Nabi Muhammad, tetapi tidak mungkin sang kakek mengelak dari garis ajalnya. Cinta tidak akan mampu menolak kedatangan maut. Abdul Muthalib pun tuntas dalam tugas sucinya dan menghadap Ilahi dengan kelegaan batin. Sementara itu, seorang bocah berurai air mata di samping jasad kakeknya.    

 




Belum Ada Perang Seunik Perang Ahzab

Sebelumnya

Mukjizat Nabi pada Periuk Istri Jabir

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Sirah Nabawiyah