Pengobatan yang berkaitan dengan sistem imun atau imunosupresi
Kondisi yang mempengaruhi sistem imun, seperti human immunodeficiency virus (HIV), virus yang menyebabkan AIDS, bisa meningkatkan risiko terkena infeksi HPV dan jadi penyebab kanker leher rahim. Pengobatan yang berfungsi menurunkan sistem imunitas atau imunosupresi juga meningkatkan resiko terkena kanker serviks.
Penggunaan obat diethylstilbestrol (DES)
DES adalah obat hormonal yang diberikan pada wanita untuk mencegah keguguran. Obat tersebut diresepkan pada kehamilan sebelum tahun 1980-an. Sejak tahun 1980-an,dihentikan penggunaannya untuk Ibu hamil. Untuk wanita yang pernah hamil sebelum 1980 serta anak perempuan yang dilahirkannya memiliki risiko terkena kanker serviks.
Tanda dan Gejala Kanker Serviks
Pada tahap awal, gejala kanker serviks stadium awal dan pre-kanker tidak mengalami gejala, karena leher rahim tidak menunjukkan gejala awal hingga tumor terbentuk. Menurut dr.Yassin Bintang, spesialis kebidanan dan kandungan pada sebuah diskusi dia salah satu sosial media mengatakan bahwa penyakit ini berkembang sangat lama, bisa memakan waktu 10-15 tahun sampai timbul gejala.
Tumor yang dapat menjadi ganas tersebut dapat mendorong organ di sekitar dan mengganggu sel-sel yang sehat. Gejala yang bisa ditimbulkan antara lain :
Perdarahan yang tidak wajar dari vagina, seperti perdarahan yang timbul di luar siklus haid, menstruasi yang panjang atau perdarahan yang terjadi saat berhubungan seksual. Dapat juga terjadi :
- Siklus menstruasi yang tidak teratur.
- Nyeri pada perut bagian bawah (nyeri panggul)
- Nyeri saat berhubungan seksual.
- Nyeri di bagian pinggang (punggung bawah) atau kaki.
- Badan terasa lemas dan mudah lelah.
- Kehilangan nafsu makan dan berat badan
- Keputihan yang tidak normal, seperti berbau menyengat atau disertai darah.
Diagnosa dan Pengobatan Kanker Serviks
Untuk mendeteksi adanya kanker serviks, dokter akan melakukan tes Pap smear, yaitu tes yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan sel kanker atau pra kanker pada wanita. Dilakukan pada wanita yang telah aktif melakukan hubungan seksual.
Dokter dapat melakukan tes lainnya, seperti biopsi serviks jika hasil tes pap smear tidak bisa menunjukkan adanya perubahan sel yang mengarah ke sel kanker.
Secara medis, ada beberapa jenis tes yang diperlukan untuk mendeteksi kanker serviks, yaitu:
• Kolposkopi
Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan mikroskop kecil dengan sumber cahaya di ujung digunakan untuk memeriksa leher rahim Anda.
• Cone biopsy
Prosedur kecil ini dilakukan di bawah obat bius. Bagian kecil berbentuk kerucut pada serviks akan diangkat untuk diperiksa. Setelah itu, Anda mungkin mengalami perdarahan vagina selama hingga empat minggu setelah prosedur.
Tes untuk mendeteksi stadium kanker leher rahim
Apabila dari hasil tes diatas, pasien diyakini memiliki gejala kanker leher rahim, dokter kemudian akan memeriksa seberapa parah kondisinya agar dokter dapat menentukan tahap stadium kanker leher rahim. Tesnya meliputi hal-hal di bawah ini.
• Memeriksa rahim, vagina, rektum, dan kemih apabila terdapat kanker. Prosedur ini dilakukan dengan obat bius.
• Tes darah untuk memeriksa kondisi sekitar organ, seperti tulang, darah dan ginjal.
• Tes imaging (pemindaian), yaitu dengan teknologi Computerised tomography (CT) scan, Magnetic resonance imaging (MRI) scan, sinar X, dan Positive emission tomography (PET) scan. Tujuan tes ini yaitu untuk mengidentifikasi tumor kanker dan apabila sel kanker telah menyebar (metastasis).
Pengobatan Kanker Serviks
Pengobatan kanker serviks dapat dilakukan dengan beberapa hal yaitu :
1.Operasi
Tindakan ini dilakukan dengan cara mengangkat bagian yang terinfeksi kanker.
a. Radical trachelectomy
Prosedur ini dilakukan dengan prioritas wanita yang menderita kanker serviks tahap awal dan masih ingin memiliki anak.
Prosedur ini mengangkat serviks, jaringan sekitar dan bagian atas vagina diangkat, namun tidak mengganggu posisi rahim. Jadi, masih ada kemungkinan bagi pasien untuk memiliki anak
b.Histerektomi total
Histerektomi adalah prosedur yang dilakukan dengan mengangkat serviks dan rahim, tergantung pada stadium kanker. Mungkin juga diperlukan untuk mengangkat indung telur dan tuba falopi. Setelah melakukan prosedur ini, pasien sudah tidak bisa memiliki anak.
c. Pelvic exenteration
Operasi besar yang mengangkat serviks, vagina, rahim, kemih, indung telur, tuba falopi, dan rektum. Seperti halnya histerektomi, Anda tidak bisa memiliki anak lagi setelah menjalani pembedahan ini.
2. Radioterapi
Pada kanker serviks yang masih berada pada tahap awal, pasien dapat ditangani dengan radioterapi atau dikombinasikan dengan operasi. Namun apabila kanker sudah berada pada tahap lanjut, dokter dapat merekomendasi radioterapi dengan kemoterapi untuk mengurangi perdarahan dan rasa sakit pada pasien.
3. Kemoterapi
Kemoterapi kanker serviks dapat dilakukan sebagai pengobatan tunggal ataupun digabung dengan radioterapi.
Pada kanker tahap lanjut, metode ini sering digunakan untuk mencegah pertumbuhan kanker. Pasien diberikan dosis kemoterapi melalui infus.
Komplikasi kanker serviks
Komplikasi yang dialami oleh penderita kanker leher rahim terjadi akibat efek samping pengobatan yang dijalani atau disebabkan oleh kanker yang sudah pada tahapan yang cukup parah.
Beberapa komplikasi kanker serviks yang terjadi sebagai efek samping pengobatan adalah sebagai berikut.
• Menopause dini.
• Gangguan limfa yang ditandai dengan pembengkakan pada tangan atau kaki.
• Dampak emosional.
Sementara itu, komplikasi yang terjadi karena kanker serviks yang dialami sudah pada tahapan yang cukup parah adalah:
• Gagal ginjal.
• Penggumpalan darah.
• Perdarahan.
• Fistula, yaitu terbentuknya saluran abnormal yang menghubungkan organ-organ dalam tubuh.
Pencegahan kanker serviks.
Ada hal-hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah kanker serviks :
- Melakukan vaksin HPV
Vaksin ini dapat diberikan kepada wanita berusia minimal 10 tahun sampai wanita dewasa.
- Hindari HPV dengan perilaku seksual yang aman, tidak berganti ganti pasangan
- Menjaga gaya hidup sehat.
Memakan makanan dengan gizi seimbang, mengkonsumsi sayur dan buah-buahan, serta olahraga dengan teratur serta tidak merokok.
- Rutin melakukan Tes Pap Smear bagi wanita yang sudah menikah.
Mengingat bahayanya kanker serviks ini, hendaknya kita melakukan hal-hal yang dapat mencegah terjadinya kanker serviks. Melakukan vaksin HPV dan rutin melakukan pap smear bagi wanita yang telah menikah. Mencegah lebih baik daripada mengobati.
KOMENTAR ANDA