Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

Ahmad Khalil Jam’ah dalam buku Istri-Istri Para Nabi (2020: 317-318) menguraikan:
Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadis dari Abu Hurairah yang berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Jibril datang kepadaku kemudian berkata, ‘Wahai Rasulullah, inilah Khadijah, ia akan datang kepadamu dengan membawa tempat yang berisi makanan, lauk dan minuman,. Jika ia telah datang kepadamu, sampaikanlah salam Tuhannya dan salamku kepadanya.”

Sekiranya pola pikir Khadijah cuma berkutat dengan duniawi laksana pebisnis yang sibuk menghitung cuan materi, maka akan sulit baginya menerima jalan terjal yang dipilih suami. Bukankah hidup keluarga mereka sudah nyaman dengan berlimpah kekayaan dan kehormatan, apa lagi yang kurang?

Namun, suami istri ini punya visi yang sama, tentang pentingnya menebar cahaya kebenaran yang menerangi dunia yang tengah gulita.

Rasulullah memahami betapa berat rintangan yang akan dihadapinya ke depan, tetapi berkat keteguhan Khadijah yang membuat dirinya memperoleh sandaran yang kuat.

Terbukti sudah kalau Khadijah memang layak digolongkan sebagai perempuan utama di langit, apalagi di bumi. Sebab keislaman dirinya yang total, berupa perjuangan dan pengorbanan bersama suami. Bahkan di masa Fatratul Wahyi pun keyakinan Khadijah tidak goyah secuil pun.

Fatratul Wahyi telah usai dan di hadapan telah terbentang tantangan yang besar. Namun, Nabi Muhammad dan Khadijah melihat ada kekuatan yang muncul dari lubuk hati mereka, yang membuat ikatan batin keduanya menjadi makin erat, meski sama-sama menyadari akan banyak kesukaran yang menghadang.

 

 




Belum Ada Perang Seunik Perang Ahzab

Sebelumnya

Mukjizat Nabi pada Periuk Istri Jabir

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Sirah Nabawiyah