Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

BENJOLAN pada bagian tubuh kerap diidentikkan dengan kanker. Padahal, tidak semua benjolan merupakan tumor ganas.

Mengutip program "Hidup Sehat" tvOne, dokter spesialis bedah Dr. M. Yadi Permana, Sp.B(K)Onk memberikan sejumlah fakta dan kiat untuk membedakan benjolan akibat infeksi, tumor jinak, atau kanker.

Apakah setiap benjolan pada payudara adalah gejala kanker payudara?

Kenali dulu, apakah benjolan tersebut mempunyai kriteria sebagai kanker payudara. Yang mesti diwaspadai justru benjolan yang tidak menimbulkan rasa nyeri, benjolan yang keras, dan ada perubahan warna kulit pada lokasi benjolan. Biasanya disertai benjolan di daerah ketiak yang mengindikasikan terjadi penyebaran.

Bagaimana dengan benjolan di tempat selain payudara, bagaimana memastikannya?

Pertama, pastikan apakah benjolan itu biasa ada di tempat itu atau tidak. Kedua, telitilah apakah pertumbuhan benjolan tergolong cepat atau tidak, terasa nyeri atau tidak, dan apakah ada perubahan pada organ sekitar benjolan—seperti perubahan warna kulit, adanya benjolan lain, atau adanya luka.

Bagaimana agar kita aware terhadap adanya benjolan di tubuh kita?

Bagi perempuan, hingga saat ini kanker payudara masih kanker yang paling tinggi angkanya di dunia maupun di Indonesia.

Karena itulah, penting untuk memeriksa payudara sendiri dan memeriksa payudara secara klinis dengan rutin. Cermati jika ada perbedaan antara payudara kanan dan kiri. Sadari bisa dilakukan satu bulan sekali sedangkan Sadanis dilakukan satu tahun sekali sesuai program Kementerian Kesehatan RI.

Apakah benjolan pada leher adalah gejala tiroid atau gondongan?

Perhatikan lokasi benjolan dan kondisinya.

Jika benjolan ada di leher bagian depan dan bergerak saat kita menelan, maka itu berasal dari kelenjar tiroid.

Sedangkan gondongan (parotitis) adalah pembesaran kelenjar liur (parotis) yang posisinya di bawah telinga. Gondongan biasanya disertai nyeri dan disebabkan oleh virus.

Jika ada benjolan di leher yang bukan di bagian depan dan bagian bawah telinga, apakah harus diwaspadai?

Struktur lain yang ada di leher dan bisa terlihat adalah kelenjar getah bening. Posisinya biasanya di leher bagian samping dan bawah dagu. Perhatikan apakah pertumbuhan benjolan cepat, disertai nyeri, dan berapa lama benjolan itu bertahan. Jika itu infeksi akut, dokter umum bisa memberi antibiotik. Tapi jika tidak membaik, harus diwaspadai.

Seberapa cepat pertumbuhan benjolan yang harus diwaspadai?

Bedakan fase akut dan fase kronis. Fase akut sekitar tiga bulan. Tapi jika pertumbuhan benjolan terjadi kurang dari tiga bulan, segeralah berkonsultasi ke dokter bedah tumor.

Fakta atau mitos, apakah setiap orang berpotensi memiliki benjolan pada tubuhnya?

Fakta. Setiap orang berpotensi mengalami benjolan, baik itu disebabkan infeksi atau tumor. Pembesaran akibat infeksi misalnya saat batuk atau sakit gigi sering timbul benjolan di bawah dagu atau leher bagian atas. Infeksi di bagian mulut atau saluran cerna menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening. Artinya, potensi itu ada di setiap orang. Tinggal bagaimana memilah dan mewaspadainya.

Apakah setiap benjolan tidak selalu menyebabkan deman dan nyeri?

Tidak semua benjolan menyebabkan deman dan disertai nyeri. Jika itu yang terjadi, penyebabnya adalah infeksi. Sebaliknya, jika benjolan tidak disertai nyeri dan demam, kita harus lebih waspada. Apakah ini tumor jinak atau tumor ganas (kanker).

Apakah kita tak perlu khawatir terhadap benjolan yang tidak membesar dan tidak sakit saat diraba?

Benjolan yang tidak bertumbuh dalam waktu cepat, tidak nyeri, dan tidak tunggal (ada benjolan-benjolan lain di sekitarnya) umumnya adalah tumor jinak.

Salah satunya, tumor jinak yang disebabkan jaringan lemak yang disebut lipoma, bisa muncul di beberapa lokasi dan jumlahnya tidak hanya satu. Tidak berbahaya secara medis, tapi mengganggu secara estetik.




4 Cara Cerdas Memilih Buah Segar dan Matang: Jangan Sampai Tertipu!

Sebelumnya

4 Sehat 5 Sempurna atau Isi Piringku?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health