Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri dalam buku Sirah Nabawiyah (1997: 75 mengungkapkan:
Muqatil bin Sulaiman berkata, “Allah mewajibkan shalat dua rakaat pada pagi hari dan dua rakaat pada petang hari pada awal Islam yang didasarkan pada firman Allah, “Bersabarlah, sesungguhnya janji Allah itu benar, mohonlah ampun untuk dosamu, dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi!” (terjemahan surat al-Mukmin ayat 55)
Ibnu Hajar menuturkan sebelum Isra Nabi sudah pernah shalat begitu pula para sahabat. Tetapi terdapat perbedaan pendapat adakah shalat yang diwajibkan sebelum kewajiban shalat lima waktu ataukah tidak? Ada yang berpendapat, yang diwajibkan pada masa itu adalah shalat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya matahari.
Kemudian hari barulah Nabi Muhammad mengalami perjalanan spektakuler yang dikenal dengan sebutan Isra Mikraj. Sejak itu pula Rasulullah beserta kaum muslimin menunaikan ibadah shalat menjadi lima kali dalam sehari semalam.
Kendati dakwah telah dilaksanakan dengan sembunyi-sembunyi, lambat-laun kegiatan Nabi Muhammad dan para pengikutnya ketahuan juga. Berhubung jumlah kaum muslimin masih minim, maka pihak Quraisy belum menunjukkan pertentangan yang keras. Namun, begitu melihat militansi penganut Islam dan perkembangan yang mulai meluas, mereka pun memperhatikan dengan cermat tentang agama baru tersebut.
Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri (1997: 76) menguraikan, selama tiga tahun dakwah masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan perorangan. Selama jangka waktu ini telah terbentuk sekelompok orang-orang mukmin yang senantiasa menguatkan hubungan persaudaraan dan saling bahu-membahu.
Kabar tentang dakwah Islam ini sudah mulai menyebar di kalangan orang-orang Quraisy, namun mereka tidak ambil peduli. Sebab mereka mengira bahwa Nabi Muhammad hanya salah seorang di antara mereka yang peduli terhadap urusan agama, yang suka berbicara tentang masalah ketuhanan dan hak-hak-Nya, seperti yang biasa dilakukan Umayyah bin Ash-Shallat, Qus bin Sa’idah Amr bin Nufail dan orang-orang yang lain.
Tapi lama kelamaan ada pula perasaan khawatir yang mulai menghantui mereka karena pengaruh tindakan beliau. Oleh karena itu mereka mulai menaruh perhatian terhadap dakwah beliau.
Akhirnya, bukan hanya dakwah yang secara diam-diam saja yang terbongkar, tetapi juga nama-nama penganut Islam pun mencuat sehingga dari semula cuek pihak musyrikin Quraisy tidak lagi berdiam diri.
Berikutnya, para pemeluk agama Islam merasakan ujian yang luar biasa pedihnya, menimpa lelaki dan perempuan.
KOMENTAR ANDA