Rilly terpaksa vakum mendesain tas setelah melahirkan anak keempatnya di tahun 2021. Meski belum membuat koleksi baru, penjualan BHre tetap aktif dengan 20-an varian produk yang masih tersedia.
Maklumlah, Rilly adalah ‘single fighter’ yang berada di balik BHre. Ia mendesain, menentukan bahan kulit dan aksesoris, merancang packaging, keep in touch dengan perajin dan penjahit, hingga memotret, mengedit foto, dan mengunggahnya ke media sosial. Ia juga melayani konsumen dan mengurus pesanan.
Sesekali, sang suami yang memang banyak bepergian untuk tugas luar kota ikut membantunya memotret tas-tas BHre. “Tapi tetap saya yang mengedit foto supaya hasilnya sesuai dengan estetika yang saya inginkan,” kata Rilly.
Seiring waktu, Rilly tak hanya mendesain tas perempuan. Ia memproduksi tas pria, dompet, tempat penyimpanan kartu, gantungan kunci mobil, tas kamera, hingga tas laptop.
Demi meraih pasar lebih luas, Rilly juga mendesain tas dengan model basic nan klasik yang disukai lebih banyak orang.
“Saya ‘bermain aman’ karena dalam bisnis kita harus menjangkau lebih banyak pembeli, namun saya juga tidak mengorbankan idealisme pribadi,” ujar Rilly.
Rilly kemudian membuat second line untuk pesanan customized leather craft dari perusahaan maupun pribadi. Lini usaha inilah yang membuatnya tetap bertahan saat pandemi, terlebih saat ia vakum karena kelahiran si buah hati.
Bisnis seiring hijrah
Di tengah usahanya merintis bisnis, Rilly memutuskan untuk hijrah dan mendalami ajaran Islam setelah mengikuti banyak kajian. Meski sudah lama mengenakan hijab, ia kemudian memutuskan untuk menyempurnakannya dengan busana syar’i.
Sebagai seorang Muslimah, Rilly mengaku masih harus banyak belajar dan berusaha memperbaiki diri. Termasuk mensyukuri segala ketentuan Allah Swt.
“Saya merasa hidup lebih tenang, lebih bisa bersyukur atas qadarullah yang terjadi,” begitulah Rilly menggambarkan kehidupannya selepas berhijrah.
Bagi para perempuan yang ingin memulai langkah menjadi womanpreneur, ada tiga tips ala Rilly yang bisa dijalankan.
“Pertama, harus memiliki niat yang kuat. Kedua, jangan abaikan rumah. Prioritaskan urusan keluarga dan rumah, baru bekerja, agar lebih fokus. Dan ketiga, harus istiqamah (konsisten) terutama untuk mempromosikan produk kita, jangan terlalu lama absen dari media sosial.”
Rilly kini sedang menyusun langkah untuk back to track. Ia memiliki mimpi membesarkan BHre. Ia ingin usahanya dikenal lebih luas. Suatu saat bisa go international.
Segera setelah si bungsu bisa lebih mandiri, ia ingin fokus membuat desain baru, mengaktifkan kembali galeri tas di rumahnya, dan bisa bergabung dengan komunitas UKM binaan kementerian.
Lantas, apa yang membuatnya selalu bersemangat berkreasi dengan kulit?
“Banyak orang membeli tas karena brand-nya walaupun tidak terlalu suka modelnya. Jika bicara BHre sebagai brand, saya belum sebesar itu. Itu artinya, mereka yang membeli tas BHre adalah penyuka desain yang orisinal dan pecinta kulit. Membaca testimoni atau melihat sendiri orang memakai tas yang saya desain, itu membuat saya sangat bahagia dan makin bersyukur,” pungkas Rilly.
KOMENTAR ANDA