Ilustrasi perjalanan Aisyah binti Abu Bakar menyusul Rasulullah Saw hijrah ke Madinah/Net
Ilustrasi perjalanan Aisyah binti Abu Bakar menyusul Rasulullah Saw hijrah ke Madinah/Net
KOMENTAR

Kendati demikian, hubungan Nabi Muhammad Saw dan Aisyah sudah dalam posisi saling mendukung. Kunjungan beliau menyenangkan hati Aisyah, dan menjadi kesempatan untuk bertukar pikiran.

Tidak lupa Rasulullah berpesan kepada Ummu Ruman (istri Abu Bakar), supaya Aisyah dibimbing dalam nilai-nilai kebajikan.

Ahmad Salim Baduwilan dalam buku Aisyah; Kekasih Nabi Dunia Akhirat (2021: 10-11) menceritakan: Beliau selalu berpesan kepada ibundanya, Ummu Ruman, agar terus membimbing istrinya, “Wahai Ummu Ruman, nasihatkanlah hal-hal yang baik kepada Aisyah dan peliharalah kebaikan diriku padanya."

Beliau senang sekali pergi menemui Aisyah setiap kali didera masalah. Beliau bisa melupakan segala beban pikiran, ketika bercengkerama santai dengannya. Aisyah sendiri juga senang dikunjungi Rasulullah dan selalu berusaha membahagiakan. Tidak salah kiranya jika Rasulullah datang ke rumah Abu Bakar kapan saja, pagi maupun petang. Di samping sebagai mertua, ia adalah pendamping setia yang ikut menemani beliau hijrah ke Madinah, meninggalkan anak istri dan keluarga di Mekah.

Hijranya Nabi Muhammad Saw ke Madinah, tidak membuay kehidupan rumah tangga keduanya layu. Aisyah berjuang keras, menempuh marabahaya padang pasir, menyusul hijrah ke Madinah. Cinta memang butuh pengorbanan.

Ahmad Salim Baduwilan (2021: 10-11) menceritakan: Terkait dengan peristiwa perjalanan hijrah keluarga Nabi Muhamamad dan keluarga Abu Bakar ke Madinah, Aisyah bercerita, “Kami datang (ke Madinah) sebagai pelaku hijrah. (Dalam perjalanan tersebut), kami melewati Tsaniyyah Dha’inah.

Tiba-tiba unta yang aku tunggangi meronta-ronta dengan keras. Demi Allah, aku tidak akan pernah melupakan ucapan ibundaku waktu itu, ‘Awas, hai pengantin kecil!’ Unta itu terus mengamuk.

Sekonyong-konyong aku dengar ada orang yang berseru, “Lemparkan tali kekangnya!” Aku pun langsung melemparkannya dan unta itu berdiri berputar-putar seolah-olah ada manusia di bawahnya.”

Akhirnya, setelah melalui berbagai rintangan dalam jarak tempuh yang jauh, Aisyah pun berjumpa lagi dengan suaminya di Madinah. Di kota hijrah itu, Aisyah berkumpul bersama Rasulullah untuk membina rumah tangga.




Belum Ada Perang Seunik Perang Ahzab

Sebelumnya

Mukjizat Nabi pada Periuk Istri Jabir

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Sirah Nabawiyah