BUKAN sekarang saja orang-orang heboh mencermati tanda-tanda alam untuk memperhitungkan kapan terjadinya kiamat. Karena perbincangan hingga perdebatan tentang kiamat sudah berlangsung seru sejak lama, setua peradaban manusia.
Dan yang kini menggemparkan perihal Jam Kiamat. Meski sudah dibuat sejak 1947, tapi setiap kali perhitungan Jam Kiamat ini dirilis oleh para ilmuan atom, maka atensi penduduk bumi langsung tersedot. Sepertinya tema kiamat memang tidak akan pernah basi.
Apa itu jam kiamat?
Bulletin of the Atomic Scientists sebagai pihak yang membuat jam kiamat melansir di laman resminya https://thebulletin.org bahwa:
Bulletin of the Atomic Scientists didirikan pada tahun 1945 oleh Albert Einstein dan ilmuwan Universitas Chicago yang membantu mengembangkan senjata atom pertama di Proyek Manhattan.
Bulletin Ilmuwan Atom menciptakan Jam Kiamat dua tahun kemudian, menggunakan gambaran kiamat (tengah malam) dan idiom kontemporer dari ledakan nuklir (hitungan mundur ke nol) untuk menyampaikan ancaman terhadap umat manusia dan planet ini.
Jam Kiamat ditetapkan setiap tahun oleh Dewan Sains dan Keamanan Bulletin dengan berkonsultasi dengan Dewan Sponsor, yang mencakup 10 peraih Nobel. Jam Kiamat telah menjadi indikator yang diakui secara universal tentang kerentanan dunia terhadap bencana global, terutama yang disebabkan oleh teknologi buatan manusia.
Perang di Ukraina mungkin memasuki tahun kedua yang mengerikan, dengan kedua belah pihak yakin mereka bisa menang. Kedaulatan Ukraina dan pengaturan keamanan Eropa yang lebih luas yang sebagian besar diadakan sejak akhir Perang Dunia II dipertaruhkan.
Juga, perang Rusia di Ukraina telah menimbulkan pertanyaan mendalam tentang bagaimana negara berinteraksi, mengikis norma perilaku internasional yang mendukung tanggapan yang berhasil terhadap berbagai risiko global.
Ancaman terselubung Rusia untuk menggunakan senjata nuklir dalam perang Ukraina merupakan perkembangan nuklir terburuk pada tahun 2022. Peringatan dan pernyataan kehati-hatian telah membungkam ancaman semacam itu untuk saat ini. Tetapi pejabat Rusia harus dengan tegas meninggalkan ancaman untuk menggunakan senjata pemusnah massal di Ukraina.
Bumi kian renta
Sebelum-sebelumnya, ada sekitar 3 tahun lamanya Jam Kiamat dihitung 100 detik menuju tengah malam. Di tahun 2023 ini, Jam Kiamat 10 detik lebih cepat dari hitungan tahun-tahun terdahulu.
Sebelumnya, dihitung 100 detik tapi kini 90 detik Jam Kiamat dihitung lebih dekat menuju tengah malam, alias para ilmuan atom memercayai bumi semakin sangat dekat menuju kehancuran. Perang Rusia Ukraina salah satunya yang diyakini dapat memacu perang nuklir yang mempercepat hitungan kiamat.
Orang-orang bisa saja membuat metafora perihal kiamat, begitu pun dengan Bulletin of the Atomic Scientists yang membuat perumpamaan berupa Jam Kiamat guna menggambarkan akhir dari kehidupan dengan hancurnya bumi. Berhubung yang membuat ramalan kiamat sudah dekat adalah para ilmuan atom, maka wajarlah dunia jadi geger.
Dan Brown dalam bukunya Inferno (2013: 299) tak ketinggalan membahas Jam Kiamat yang legendaris itu:
Zobrist mengilustrasikan pendapatnya dengan Jam Kiamat, yang menunjukkan bahwa jika seluruh rentang kehidupan manusia dibumi dipadatkan ke dalam satu jam saja, kita sekarang berada di detik-detik terakhir.
Jam Kiamat versi ilmuan atom ini memperkaya khazanah keilmuan, yang sebetulnya ada kesamaan dengan analisis lain yang menegaskan usia bumi yang teramat renta, dan kian dekat pada kehancurannya serta makin memperjelas tanda-tanda kiamat.
Sudah cukupkah bekal kita?
Sebagai akhir dari kehidupan di bumi, kiamat memang sangat layak dijadikan bahan perdebatan. Berbagai teori dapat dikritisi dan berbagai analisis bisa jadi bahan diskusi, yang membuat makin banyak mulut kian terbuka hendak melontarkan pendapatnya.
Sayang seribu kali sayang, giliran ditanya perihal apa saja persiapan menyambut kiamat yang makin dekat itu, malah banyak mulut yang bungkam. Sebab persiapan menyambut kiamat erat hubungannya dengan bekal amal saleh. Sementara dalam mengejar kemegahan duniawi, kita sering mengabaikan perbekalan di kehidupan ukhrawi.
Manusia boleh memprediksi kiamat, tetapi mempersiapkan bekal guna menghadapi kejadian besar itu tentunya lebih diprioritaskan. Seandainya kiamat datang lebih cepat dari yang diduga, maka kita insyallah tidak akan termasuk golongan yang merugi.
Imam Syamsuddin Al-Qurthubi dalam bukunya At-Tadzkirah Jilid 2 Bekal Menghadapi Kehidupan Abadi (2013: 542) menerangkan:
“Hikmah didahuluinya kiamat dengan pertanda-pertanda sebelum terjadinya, dan manusia diberitahu akan itu semua, adalah agar mereka sadar dari kelelapan tidur mereka, dan hati mereka waspada serta berhati-hati, lalu segera bertaubat dan kembali kepada Allah.”
Maka, sepatutnyalah bagi manusia, setelah tampaknya pertanda-pertanda kiamat, agar mereka mawas diri dan berpaling dari dunia, serta bersiap-siap menghadapi kiamat yang telah dijanjikan, kapan saja terjadi.
KOMENTAR ANDA