Oksana dan Sergio/ Al Jazeera
Oksana dan Sergio/ Al Jazeera
KOMENTAR

“Saya marah dan berteriak bagaimana bisa menjadi ‘serangan teroris’ untuk mengebom sebuah jembatan ketika tentara Rusia membom apartemen serta membunuh anak-anak dan perempuan setiap hari,” kenang Oksana.

Setelah kejadian itu, mereka berusaha untuk tidak membicarakan perang.




Aktivis Pendidikan Tamansiswa Darmaningtyas Apresiasi Kembalinya Sistem Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA

Sebelumnya

Selamat Tinggal, Tupperware: Terima Kasih untuk 33 Tahun Menemani Keluarga Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Horizon