Pertama, logikanya di siang yang terik dan ditatap pandangan mata begitu banyak manusia, mana mungkin terang-terangan Aisyah dan Shafwan datang kalau bukan keduanya suci dari maksiat. Pelaku dosa tidak akan berani seterbuka itu, melainkan berupaya sembunyi-sembunyi. Jadi, apapun kabar yang datang, maka logika perlu dijalankan supaya tidak ikut terhasut.
Kedua, etikanya juga penting diperhatikan oleh kaum muslimin, alih-alih terpengaruh dengan hasutan fitnah, justru sesama mukminin kita saling membela. Jangan biarkan kehormatan saudara seiman dibinasakan oleh orang-orang munafik. Malahan kita hendaknya yang terdepan melindungi korban fitnah tersebut.
Demikianlah fitnah yang merundung Aisyah akan terus dikenang sepanjang masa, selagi umat manusia mempelajari Al-Qur’an selama itu pula peristiwa pahit ini menjadi iktibar, bahwa kita harus kompak melawan serbuan fitnah, menjadi yang terdepan membela para korbannya.
KOMENTAR ANDA