Sedangkan hakikat silaturahmi melebihi target materi. Kita membangun silaturahmi demi mencapai kekayaan hati. Ada yang lebih berharga melebihi harta benda, yaitu hubungan kasih sayang. Saat kita kehilangan segala yang berbau dunia, para sahabat bisa melakukan apa saja demi memayungi. Itulah buah manis dari silaturahmi.
Mari lihat sebuah contoh agung! Apa yang dimiliki Nabi Muhammad saat hijrah ke Madinah? Apa modal yang dimilikinya menjelajahi negeri perantauan? Sungguh tidak ada modal berbentuk materi yang diandalkannya.
Tapi Rasulullah sudah investasi jauh-jauh hari, modalnya berupa silaturahmi. Sebelumnya orang-orang Yastrib (namanya sebelum Madinah) berziarah ke Ka’bah. Rasulullah menyambut dengan baik, menjalin silaturahmi dan mengajak mereka memeluk Islam.
Jalinan hati itu teramat kuat, hingga mereka meminta Rasulullah dan kaum muslimin hijrah ke Madinah. Bukan hanya Nabi Muhammad, bahkan seluruh kaum Muhajirin hidupnya terjamin di Madinah.
Terbukti bahwa silaturahmi melebihi hitungan materi. Silaturahmi Rasulullah bukan dalam kerangka bisnis dagang melainkan mega proyek jalinan hati. Dan efeknya benar-benar dahsyat, orang-orang Madinah rela berkorban jiwa, raga dan harta demi komitmen silaturahmi itu.
Mulai dari hari-hari terakhir Ramadan hingga Idul Fitri nanti kita bisa menyaksikan maraknya arak-arakan besar silaturahmi. Ini menjadi momentum tepat untuk memulai mega proyek menjalin ikatan kasih sayang. Rajin-rajinlah berinvestasi silaturahmi agar mendulang untung dunia akhirat!
KOMENTAR ANDA