Namun, tokoh yang kemudian hari dikukuhkan sebagai orang pertama paling berpengaruh di dunia ini menunjukkan kemuliaan hatinya. Nabi Muhammad melepaskan hatinya dari dendam kesumat. Dengan keikhlasan yang menakjubkan beliau pun berdoa kepada Allah Swt. supaya kemaru yang panjang dan paceklik yang berat itu segera dijauhkan.
Atas izin Allah Swt. kemarau pun berakhir dan musim paceklik pun sirna seiring dengan turunnya hujan yang mengandung rahmat Ilahi. Kaum musyrikin jelas-jelas berutang budi kepada Nabi Muhammad saw. Apakah kebaikan yang luar biasa itu serta merta membuat mereka menyembah Allah dan menjauhi berhala?
Ternyata tidak!
Alih-alih menyembah Allah Swt. yang telah menurunkan hujan sebagai ganti musim kemarau, kaum musyrikin masih saja menyembah berhala-berhala. Bahkan kebaikan hati yang dicurahkan Nabi Muhammad sama sekali tidak berbalas, kemudian hari kaum Quraisy malah merancang peperangan terhadap Rasulullah dan kaum muslimin di Madinah. Sungguh sikap yang sangat keterlaluan!
KOMENTAR ANDA