KOMENTAR

Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata bahwa kejadian tersebut memperlihatkan bahwa mantan suami Zainab diminta untuk menyampaikan lamaran. Hal ini untuk menepis anggapan bahwa perceraian itu dilakukan secara terpaksa tanpa kerelaan Zaid. Perintah itu juga merupakan ujian apakah Zaid masih mencintai mantan istrinya atau tidak? Demikian pula sebaliknya.  

Dari fakta ini sudah terbantahkan berbagai tuduhan keji pihak-pihak yang memfitnah Rasulullah. Buktinya yang bertugas melamar Zainab untuk dinikahi Nabi Muhammad adalah Zaid bin Haritsah.

Ini bukti bahwa dua insan tersebut sudah tidak punya perasaan apa-apa lagi, dan perceraian mereka bukan disebabkan Rasulullah hendak menikahinya. Suatu hal yang pasti, Rasulullah menikahi Zainab semata-mata menaati perintah Allah Swt.

Zainab pun tidak dalam posisi terpaksa dan menerima pernikahan dengan Rasulullah dengan lebih dulu shalat istikarah. Kemudian hari dia punya suatu kebanggaan bahwa pernikahannya adalah perjodohan dari Allah.

Sayyid Quthb (2004: 105) menjelaskan:

Diriwayatkan oleh Bukhari bahwa Anas r.a. berkata, sesungguhnya Zainab binti Jahsy berbangga di antara istri-istri Rasulullah dan dia berkata, “Kalian dinikahkan oleh keluarga-keluarga kalian, scdangkan aku dinikahkah oleh Allah dan tujuh lapis langit.”

Perkara ini tidaklah berjalan dengan mudah. Bahkan, seluruh masyarakat terkejut. Sehingga, sampai-sampai orang-orang yang munafik menyebarkan berita dengan berkata, “Muhammad telah menikahi istri anaknya.”

Namun, karena masalah ini adalah berkenaan dengan penetapan kaidah yang baru, Al-Qur'an tetap mendukungnya dan menguatkannya. Allah telah menentukan keputusan kepada Rasulullah untuk menikahi Zainab, dan diperintahkan untuk membatalkan dan menghapuskan hukum pengharaman atas pernikahan janda-janda dari bekas anak asuh dan budak seseorang.

Zainab berhak bangga menjadi Ummul Mukminin sebagai ketaatan atas perjodohan dari Allah, tetapi posisi mulia itu diembannya selaras dengan tanggung jawab yang besar. Luar biasa tekanan masyarakat jahiliah yang mesti dipikul, tetapi keberanian Zainab adalah mata air inspirasi yang terus mengalir.




Pantaskah Bagi Allah Anak Perempuan?

Sebelumnya

Betapa Lembutnya Al-Qur’an Menerangkan Surga Adalah Hak Perempuan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tafsir