Ilustrasi skrip kuno Arab/Net
Ilustrasi skrip kuno Arab/Net
KOMENTAR

Sekalipun Nabi Muhammad sudah sangat bersikap sangat baik, akan tetapi Abdullah bin Ubay tidak pernah tulus. Di hatinya tetap saja berkobar kebencian. Keislamannya hanyalah kedok untuk terus mencari kesempatan menghancurkan dari dalam.

Syaikh Shafiyyurrahman (2014: 221) menegaskan:

Abdullah bin Ubay bin Salul mengurungkan niat untuk melakukan serangan pada saat itu, karena dia melihat nyali rekan-rekannya yang masih kecil. Tetapi bagaimana pun dia tetap melakukan kontak dengan pihak Quraisy.

Hampir tak ada kesempatan sedikit pun melainkan pasti dia manfaatkan untuk memicu gejolak antara orang-orang muslim dan musyrik. Tetapi dengan bijaksana Nabi saw. selalu mampu memadamkan gejolak itu dari waktu ke waktu.”

Meskipun Abdullah bin Ubay awalnya mengurungkan niat untuk melakukan serangan terhadap umat muslim, dia tetap menjalin kontak dengan pihak Quraisy. Dia selalu memanfaatkan setiap kesempatan untuk memicu gejolak antara orang-orang muslim dan musyrik.

Abdullah bin Ubay bin Salul secara sengaja mencoba memanfaatkan situasi untuk mengganggu keamanan dan stabilitas komunitas muslimin. Ia bahkan menjalin hubungan dengan orang-orang Yahudi untuk mencapai tujuan busuknya tersebut.

Namun, Nabi Muhammad saw. secara bijaksana selalu mampu memadamkan gejolak dan menangani konflik yang timbul dari tindakan Abdullah bin Ubay. Beliau menggunakan strategi yang penuh kearifan, memberikan teladan yang baik, dan terus menjaga kestabilan kota Madinah.

Beliau tidak terpancing oleh provokasi atau upaya memicu konflik, tetapi justru mempromosikan perdamaian dan membangun hubungan harmonis.




Belum Ada Perang Seunik Perang Ahzab

Sebelumnya

Mukjizat Nabi pada Periuk Istri Jabir

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Sirah Nabawiyah