Dikutip dari Daily Mail dan berbagai sumber lain, Sinead Marie Bernadette O’Connor lahir dari keluarga Katolik, dalam keluarga John dan Johanna. Ayahnya seorang insinyur, Johanna ibu rumah tangga dengan lima anak. Selain Sinead yang terkenal, Joseph, sang kakak, adalah novelis dan seorang wartawan yang populer.
Kisah hidup Sinead digambarkan sebagai sebuah panggung kontroversi. Di usia 15, ia dijebloskan ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Magdalena karena mengutil. Ia menghabiskan 18 bulan hidup dalam disiplin ketat yang terkadang menakutkan. Saat itu, Sinead mengganti namanya menjadi Magdalena Davitt.
Beberapa bulan setelah itu, ibunya, yang sering disebut sebagai orang yang 'kejam', meninggal dunia dalam kecelakaan mobil.
Pada usia 18, dia masuk band sekolah. Karena suaranya yang unik, dia diminta menjadi vokalis.
Satu ketika Sinead membawakan Evergreen, lagu yang dipopulerkan Barbra Streissand. Seorang pemandu bakat dan juga pemusik Paul Byrne, begitu tertarik dan mengajaknya membentuk sebuah Band yang diberi nama Ton Ton Macaoute.
Tak perlu waktu tak lama, daya tarik Sinead tak bisa dicegah. Ia segera dikontrak sebagai artis solo oleh Ensign Records, dan mengakuisisi Fachtna O’Ceallaigh (mantan kepala label Mother Records U2) untuk bekerja sama.
Menurut laporan Darmawan Sepriosa, pada 1987 Sinead merilis album debut The Lion and The Cobra. Album ini meledak. Irlandia tidak pernah menghasilkan penyanyi seperti Sinead dan itulah yang membuat debutnya sukses.
Memasuki usia 20, Sinead menghadapi misogini yang biasa terjadi di industri musik. Ia kerap dikesampingkan ketika mengemukakan ide. Dalam satu wawancara, Sinead dengan sinis menjawab pertanyaan paternalistik seorang presenter.
Sinead pernah pula merobek poster Paus Johannes Paulus II. Itu dilakukannya pada Saturday Night Live di AS, 1992, sebagi protes Perang Teluk I.
Menurut Darmawan, Sinead kemudian bertemu sound engineer John Reynolds. Mereka lalu pacaran, Sinead kemudian hamil dan melahirkan putranya pada 1987. Dua tahun kemudian, keduanya menikah, tapi berpisah pada 1991.
Pada 1996, Sinead bertemu jurnalis John Waters dan terlibat pertarungan panjang hak asuh anak. Ia menikah ketiga kalinya dengan jurnalis Nick Sommerland (2001), tapi hanya bertahan 11 bulan. Dua anak lagi lahir dari hubungan itu.
Sinead lalu menikah lagi dengan Donal Lunny, musisi Moving Hearts and Planxty. Terakhir, Sinead menikahi Frank Bonadio, mantan pasangan penyanyi Mary Coughlan. Masih ada dua pernikahan lagi, yaitu dengan Musisi Steve Cooney dan Barry Herridge, yang semuanya berusia beberapa hari saja.
Di tempat berbeda, Sinead mengaku juga menyukai wanita. Bahkan, dia menyukai penari latar. "Saya suka wanita. Saya juga lesbian," akunya.
Dia pernah pula terlibat pertengkaran dengan musisi kelas dunia Frank Sinantra, hanya karena tidak suka lagu kebangsaan Amerika dinyanyikan sebelum dirinya tampil. Frank Sinatra marah ketika itu. “Ingin sekali saya menendang pantat Sinead,” kata Sinatra.
Sinead menjawab; “Saya tidak bisa memukul pria berusia 78 tahun, tapi saya ingin sekali membunuhnya.”
Setelah itu, perjalanan karir Sinead bergelombang bak lautan. Kadang bergulung dan kadang beriak. Kadang dia membiarkan rambutnya tak terurus. Kadang dia membotak kepalanya sampai plontos. Memasuki umur yang kurang produktif, lima tahun dia tak beraktivitas di atas panggung.
Setelah keluar dari ‘pertapaannya’, Sinead memutuskan memeluk Islam. Dalam wawancara dengan The Irish Time, September 2019, Sinead menolak menggunakan kata convert (mengubah), tapi revert (kembali) untuk menggambarkan perjalanannya memeluk Islam.
"Kata ‘kembali’ mengacu pada gagasan jika Anda mempelajari Alquran, Anda akan menyadari bahwa kita semua adalah Muslim,” katanya pada acara Late Late Show.
Seperti biasanya, Sinead mengutarakan pandangannya yang bertolak belakang dengan masyarakat dan lingkungannya.
Sinead mengenakan hijab sebagai sarana keyakinan barunya. Ia tak melepasnya kecuali saat berada di rumah dan tak bertemu siapapun. Dalam kesempatan lain, dia berbicara kepada wartawan telah mempelajari Islam sejak lama dan meninggalkannya. Ia kembali memeluk Islam karena Allah SWT ternyata tidak pernah meninggalkannya.
Begitulah!
Perjalanan hidup Sinead yang berwarna hingga akhir hayatnya. Dia pernah sangat dipuja, tapi juga bisa begitu dibenci.
Terakhir, di ujung perjalanannya, dia memeluk Islam meski cobaan masih menghadang. Anaknya meninggal dengan mengenaskan.
Pernah menikah resmi sebanyak 7 kali, tapi pernah pula mengaku berhubungan intim sesama wanita. Hidup katanya, satu ketika, bagai air; Mengalir kemana dia mau. Air yang dihadang akan meluap dan mencari jalan lain.
KOMENTAR ANDA