Lale Syifaun Nufus /Ist.
Lale Syifaun Nufus /Ist.
KOMENTAR

NAMA Apt. Hj. Lale Syifaun Nufus, M.Farm asal Lombok, Nusa Tenggara Barat menjadi salah satu politisi perempuan Gerindra yang berhasil lolos ke Senayan untuk menjadi Anggota DPR RI Periode 2024-2029.

Perempuan kelahiran Pancor, 25 Juli 1979 ini lebih dulu berprofesi sebagai apoteker, sesuai dengan pendidikan yang ia tempuh di Universitas Bakti Kencana, Bandung dan S1 Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta. Ia juga telah menyelesaikan pendidikan S2 di Universitas Setia Budi, Solo di tahun 2019.

Melihat latar belakang pendidikannya, Lale Syifa merupakan sosok perempuan yang mandiri sejak belia. Setelah lulus SD, ia langsung merantau ke Jakarta untuk menimba ilmu di Pondok Pesantren Darunnajah, Ulujami, Jakarta Selatan. Tidak dipungkiri, ia telah memiliki bekal pergaulan yang luas sejak masih duduk di bangku madrasah tsanawiyah.

Hebatnya, karier Lale Syifa tak hanya melejit di dunia politik. Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi NTB ini juga memiliki jabatan tinggi di dunia akademik. Namanya saat ini tercatat sebagai dosen sekaligus Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nahdlatul Wathan Mataram.

Profesionalitas Lale Syifa juga teruji dan terbukti dari sederet pengalaman organisasinya. Di antaranya, ia menjadi Pengurus Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Cabang Provinsi NTB, Anggota Majelis Pakar Muslimat Provinsi NTB, Pengurus DPD KLPI Provinsi NTB, dan menjadi bagian dari Dewan Pendiri Yayasan Lale Syifa Betulung (YLSB).

Dari profesi apoteker, dosen, hingga kini menjadi anggota DPR RI terpilih, bagaimana seorang Lale Syifa memaknai perjalanan hidupnya? Simak wawancara spesial Farah.id bersama srikandi hebat asal Lombok ini.

Boleh diceritakan awal mula tergerak untuk terjun ke dunia politik? Sebelum masuk politik, Ibu lebih fokus di bidang apa?

Berangkat dari kesadaran hati, melihat dinamika masyarakat khususnya kalangan perempuan di daerah Lombok, NTB yang notabene masih banyak pengangguran dan sempitnya lapangan pekerjaan, itulah yang menggerakkan diri saya untuk terpanggil sebagai bagian dari kondisi tersebut.

Sebelum saya masuk ke dunia politik, saya mulai meniti melalui dari sayap organisasi Nahdlatul Wathan (NW) menjadi Wakil Ketua Pimpinan Pusat Muslimat NW di tahun 2007-2019 dan menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NW di tahun 2019 hingga hari ini.

Tidak hanya  melalui organisasi kemasyarakat saja. Saya bergerak di dunia pendidikan dengan  dipercayakan menjadi Wakil Dekan II Universitas  Nahdlatul Wathan Mataram di tahun 2009- dan menjadi Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan sejak tahun 2019 hingga sekarang.

Bagaimana tanggapan keluarga dan orang-orang terdekat tentang keputusan Ibu terjun ke politik?

Keluarga sangat mendukung saya karena tidak hanya kali ini saya terjun dalam karier politik. Di tahun 2019, saya juga mencalonkan diri sebagai Anggota DPR RI melalui Partai Hanura dengan meraup suara sangat signifikan. Namun karena Partai Hanura tidak lolos parliamentary threshold saat itu, makanya saya tidak melenggang ke Senayan.

Kembali di pemilu 2024 ini saya dipercayakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PB NW) untuk mencalonkan diri sebagai calon Anggota DPR RI melalui Partai Gerindra. Alhamdulillah saya mendapatkan suara tertinggi dan meraih kursi di Senayan.

Menurut Ibu, apa yang menjadi kekuatan perempuan saat ia terjun ke dunia politik?

Kekuatan perempuan ada pada perasaannya untuk lebih peduli terhadap perempuan khususnya dan masyarakat pada umumnya, sebagai upaya memperjuangkan hak-hak mereka untuk bisa lebih maju dan produktif.

Seperti apa tantangan dan perjuangan Ibu di Daerah Pemilihan di Lombok? Program apa yang menjadi prioritas dalam kampanye Ibu?

Tantangan terbesar yang saya alami saat turun di lapangan adalah melihat betapa masif tingkat keluarga pra-sejahtera, sehingga banyak sekali aspirasi masyarakat yang saya dengar untuk bagaimana meningkatkan kesejahteraan mereka.

Berangkat dari hal tersebut, saya berkomitmen untuk lebih fokus pada dua hal. Pertama, peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Kedua, memperjuangkan hak-hak mereka untuk bisa mendapatkan penghidupan yang layak dengan memberikan bantuan, terutama di kalangan ibu rumah tangga. Termasuk meningkatkan keterampilan untuk mereka memiliki usaha produksi rumahan.

Seperti apa Ibu memberi penjelasan ke anak-anak tentang karier di politik, terlebih lagi jika kemudian berkantor di Jakarta?

Dari tahun 2009 saya telah menjadi pengurus pusat Muslimat Nahdlatul Wathan juga mengajar di Universitas Nahdlatul Wathan Mataram dengan mengemban jabatan Dekan. Jadi anak-anak sudah terbiasa dan memahami aktivitas padat yang setiap hari saya jalani.

Dan sejak terpilih menjadi Anggota DPR RI dengan meraih suara tertinggi 135.619 suara, saya sudah memberitahukan anak-anak bahwa setelah pelantikan nanti aktivitas saya akan lebih banyak di Jakarta karena berkantor di sana.

Insya Allah semua maklum. Dan walau aktivitas lebih banyak di Jakarta, tetap anak-anak menjadi prioritas utama, dengan teknologi bisa berkomunikasi setiap hari.

Terkait dengan hal itu, hal paling utama adalah mempersiapkan mental dengan memberikan semangat kepada anak-anak dengan sentuhan kasih sayang sehingga mereka tidak kehilangan sosok ibu. Dan ketika saya kini melakoni peran mengemban amanat rakyat, anak-anak sudah siap.

Bisakah Ibu menggambarkan perasaan Ibu ketika lolos ke Senayan, dan seperti apa dukungan keluarga kepada keberhasilan Ibu di Dapil?




Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Sebelumnya

Meiline Tenardi, Pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women