Prita Kemal Gani
Prita Kemal Gani
KOMENTAR

Saat itulah, sang Mami mengajaknya berintrospeksi diri. Prita ingat, ibunya memintanya untuk mencari hikmah dari kehadiran Raysha. Salah satunya adalah, bagaimana ia yang seorang ahli komunikasi justru harus berusaha ekstra keras untuk dapat berkomunikasi dengan putri tercinta.

Pengalaman mengurus Raysha membuat Prita aktif dalam upaya pengembangan karakter dan akademik Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Ia belajar dari pengalaman pribadinya yang dulu hanya bisa belajar tentang cara mendidik ABK dari parents support group atau teacher support group, berdasar sharing para anggotanya.

Pengalaman tersebut memperkuat empatinya untuk menjadikan para ABK sebagai manusia yang berdaya. Dan hasilnya, Prita mendirikan London School Autism Awareness Center (LSAAC) pada tahun 2004. Berawal dari keprihatinan banyaknya ABK yang tidak bisa masuk jenjang kuliah karena tidak bisa ditemani guru pendamping, Prita membuat kelas berisi empat siswa dengan satu guru dan satu terapis. Tujuannya agar tidak hanya skill yang terasah tapi juga pengetahuan akademik bertambah. LSAAC mendatangkan banyak ahli agar tak hanya penyandang autis bisa belajar, tapi juga para orangtua diberi bekal kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan untuk mendidik ABK dengan tulus.

Hebatnya, menurut Prita, ada 800 mahasiswa reguler yang mendaftar volunteer untuk jadi buddy (teman, pendamping) bagi para siswa ABK. Para mahasiswa reguler tersebut berhak mendapat tambahan nilai non credit academic performance. “Ini melatih empati mereka agar kelak di dunia kerja dapat berkomunikasi dan bekerja sama dengan berbagai karakter dan kondisi orang,” ujar Prita.

Para ABK ini lalu ‘bekerja’ di Balai Kerja. Kelebihan mereka dalam membuat suatu barang dengan sangat detail, diaplikasikan dalam karya berupa mug, tas, kaus, dan kreasi lain. Ada nilai emosional yang sangat menyentuh bagi orang yang memakai karya para ABK, sekaligus memberi kebanggaan karena dapat berdaya dan berkarya bagi ABK yang membuatnya. Prita juga mengadakan Autism Awareness Festival setiap tahun sebagai ajang para ABK untuk tampil penuh percaya diri dalam mengeluarkan bakat mereka.

Saat ditanya tentang resepnya membagi waktu antara karier dan keluarga, Prita mengucap Alhamdulillah. Menurutnya, semua sudah diatur oleh Allah SWT. Yang terpenting, suami dan istri harus memiliki tujuan yang sama. Misalnya, nanti jika sudah tua, mau hidup yang seperti apa. Ini yang menjadi motivasi dan pengingat dalam menjalani kehidupan setiap hari. “Contohnya, Mas Kemal ingin belajar main piano dan saya ingin belajar merangkai bunga untuk mengisi hari-hari kami,” ungkap Prita.

Berkaitan dengan masa depan, Prita sudah menyiapkan putri pertamanya, Ghina, untuk meneruskan mengelola LSPR. Ghina sejak kini dilibatkan dalam berbagai urusan LSPR untuk menimba pengalaman sebagai bekal kelak memimpin LSPR. Menurut Prita, LSPR bukan semata berkaitan dengan semakin banyak cabang, melainkan LSPR harus berumur panjang dan terus bermanfaat bagi lebih banyak orang.

Mengagumi energi dan semangat Martha Stewart yang menurut Prita adalah sosok perempuan multitalenta yang sangat bermanfaat bagi orang banyak, penerima anugerah ASEAN People’s Award 2015 dan Inspiration Award dari Rakyat Merdeka Online ini tak henti belajar, berdaya, dan berkarya.




Stella Christie, Ilmuwan Kognitif dan Guru Besar Tsinghua University yang Terpilih Jadi Wakil Menteri Dikti Saintek RI

Sebelumnya

Nicke Widyawati Masuk Fortune Most Powerful Women 2024

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women