Mengurus si buah hati bukan hanya tanggung jawab ibu
Mengurus si buah hati bukan hanya tanggung jawab ibu
KOMENTAR

Maka pola asuh anak berakar jauh sejak pernikahan seorang laki-laki dan perempuan disahkan di hadapan penghulu. Kriteria unggul yang sudah harus tertanam dalam diri calon ayah dan calon ibu, untuk kemudian diteruskan kepada buah hati mereka. Sifat baik yang menjadi bekal utama untuk mendidik anak-anak agar tidak melepaskan sifat baik itu dari diri mereka. Diperlukan kesadaran agar bisa mengubah berbagai kebiasaan buruk yang sudah terlanjur dalam diri ayah dan ibu. Karena setelah menikah, suami istri bukan lagi sekadar hidup untuk diri sendiri, tapi juga menjadi bibit dari lahirnya generasi masa depan. Jika ingin anak yang berkualitas unggul, maka bibitnya pun harus unggul.

 

VISIONER DUNIA DAN AKHIRAT

Kekompakan ayah dan ibu juga harus bersifat visioner. Ayah dan ibu harus mampu menyiapkan anak-anak yang tangguh untuk dapat bertahan hidup di masa depan. Kuat ilmu, wawasan, dan keterampilan. Dan tentu saja, punya bekal iman dan Islam yang kuat.

Ayah dan ibu haruslah sehati menanamkan pentingnya menyeimbangkan ikhtiar dan tawakal kepada anak agar kelak mereka tidak mudah menyerah saat diterpa kegagalan. Dengan demikian, anak akan menjadi pribadi yang optimis namun tidak ambisius. Sekaligus menjadi pribadi yang tidak ngoyo mengejar keberhasilan duniawi namun bukan pesimis dan mudah menyerah. Dan ia tidak menghalalkan segala cara dengan menjadi oportunis karena tahu Allah menyukai proses yang halal dan thayyib agar hasilnya penuh barakah.

Tanggung jawab yang diemban menjadi orangtua selayaknya tidak dianggap sebagai beban berat. Akan lebih bermakna jika dianggap sebagai sebuah kewajiban, tantangan, sekaligus panggilan nurani. Maka orangtua akan menjalani hari-harinya dengan senyum, tangis, haru, dan tersenyum kembali. Hari-hari penuh peluh akan dilalui dengan segenap jiwa. Menjadi passion terdalam, melebihi kecintaan ayah dan ibu pada dunia akunting, arsitektur, kehumasan, menulis, memasak, fotografi, atau otomotif.

Jika ayah dan ibu sehati mendidik si buah hati, rasa lelah yang datang tidak akan membuat goyah. Melihat senyum anak dan keceriaan anak akan membuncahkan rasa bahagia tiada tara. Pelukan yang ayah ibu berikan akan menjadi motivasi, penghangat jiwa raga, dan penenang bagi anak. Pelukan yang melahirkan ikatan batin maha kuat antara orangtua dan anak, yang tidak akan terkoyak hingga kelak anak mendewasa.

Ketika ibu dan ayah sehati, anak-anak akan menjadikan ayah dan ibu sebagai first love mereka. Hingga kelak, mereka akan memilih pendamping hidup yang juga memiliki kepribadian mendekati orangtua mereka. Karena mereka tahu, ayah dan ibu adalah manusia dengan karakter unggul yang dapat menciptakan kebahagiaan dalam kehidupan mereka sejak kecil hingga dewasa. Menemukan pasangan hidup untuk bisa seirama seperti orangtua mereka tentulah menjadi sebuah impian yang ingin diwujudkan.

Anak saleh adalah penyejuk jiwa. Sumber kebahagiaan yang tidak akan pernah terganti oleh materi. Kita sebagai orangtua harus bekerja keras agar anak tidak lupa akan kewajibannya yang utama di dunia ini, yaitu untuk beribadah. Jika kita bisa kompak bersama pasangan dalam menciptakan sosok pribadi utuh yang berpegang teguh pada nilai-nilai Islam, maka insya Allah kita akan melahirkan generasi tangguh di dunia yang tak pernah absen mengirim doa manakala kita sudah meninggalkan mereka.




Masakan Mudah Gosong, Sudahkah Bunda Lakukan 6 Langkah Ini?

Sebelumnya

Tips Menikmati Akhir Pekan ‘Anti-Boring’ Bersama Keluarga

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Family