KOMENTAR

Melalui sistem millet, Kesultanan Ottoman mewariskan landasan toleransi beragama yang melindungi kelompok minoritas.

Ketika orang-orang Yahudi diusir dari Spanyol pada tahun 1492, Kesultanan Ottoman membuka pintunya bagi orang Yahudi dan bertentangan dengan apa yang terjadi di seluruh Eropa, mereka tidak mengalami penganiayaan.
Komunitas Yahudi dan Kristen menikmati otonomi luas dalam sistem millet Ottoman. Mereka bebas untuk menjalankan baik kehidupan relijius dan sekuler mereka.

Jaminan dalam kebebasan beragama ini kemudian dikenal sebagai "Osmanlı hoşgörüsü" (toleransi Ottoman).

Dengan mempelajari sejarah diplomasi Ottoman dan sistem millet, kita bisa mengambil beberapa pelajaran penting.

Pertama, Kesultanan Ottoman memberikan banyak warisan penting kepada Turki, khususnya terkait prinsip-prinsip diplomasi dan landasan toleransi beragama.
Kedua, pengalaman diplomatik Ottoman menjadi inspirasi Turki dalam membangun hubungan dengan negara lain khususnya negara-negara Eropa dan kekuatan global lainnya.

Ketiga, sistem millet menjadi warisan Ottoman yang berharga terutama dalam membangun toleransi antar umat beragama dan menjadi inspirasi dalam penanganan resolusi konflik di Turki.


Adhe Nuansa Wibisono
Ketua Majelis Pertimbangan KAMMI Turki
Mahasiswa Doktoral Studi Keamanan Internasional-Polis Akademisi Turk




Dukung Presiden Prabowo Bawa Ahli Medis India ke Indonesia, Andi Arief: Kasihan Rakyat Kecil Tidak Punya Jalan Keluar untuk Transplantasi Organ

Sebelumnya

Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News